NASIONAL

Zulhas Bagi-Bagi Uang ke Pedagang Pasar Tanah Abang, Alasannya?

Mulai dari Rp400.000 hingga Rp2 juta.

AUTHOR / Heru Haetami

Zulhas Bagi-Bagi Uang ke Pedagang Pasar Tanah Abang, Alasannya?
Ilustrasi: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat memantau harga minyak goreng di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, Kamis, 16-02-2022. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) membagikan uang tunai ke sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Hal itu dilakukan Zulhas saat mengunjungi Pasar Tanah Abang usai menerbitkan aturan larangan transaksi jual beli di social commerce.

Besaran uang yang dibagikan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mulai dari Rp400.000 hingga Rp2 juta. Zulhas mengeklaim uang tersebut untuk dibelanjakan lantaran toko sepi imbas social commerce.

“Ya, saya kalau ke pasar belanja. Bayangin tuh tokonya sudah kamu injak-injak, ada yang tasnya kegencet, nah, bayangin kalau kita datang, tapi enggak ada yang belanja, cuma nonton. Ngamuk enggak orang?” kata Zulhas saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis, (28/9/2023).

Mendag Zulkifli Hasan menyebut, para pedagang mengeluh karena terdampak social commerce yang memasang tarif lebih murah (predatory pricing) ketimbang pasar. Menurutnya predatory pricing bisa mematikan pelaku usaha lain.

“Dia menguasai pasar. Diatur di permendag tidak boleh predatory pricing. Karena kalau predatory pricing itu yang sudah kuat dia bisa jual murah dulu, orang mati baru dia naikkan harganya dan ini yang terjadi,” katanya.

Bukan kali ini saja Zulhas bagi-bagi uang. Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga membagi-bagikan uang Rp50 ribu kepada masyarakat dan nelayan.

Aksi tersebut diunggah di media sosial PAN yang menarik perhatian sejumlah pihak. Internal PAN menyebut, bagi-bagi uang itu sebagai bentuk kepedulian sosial belaka.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!