NASIONAL

Wapres: Penyaluran Zakat Harus Tepat Sasaran dan Tepat Manfaat

“Potensi zakat yang dapat mencapai Rp327 triliun harus dioptimalkan," ujar Wapres.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / R. Fadli

zakat
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat Pembukaan Musyawarah Nasional Forum Zakat Ke-10, pada (16/7/2024). (Foto: Youtube Sekretariat Wapres RI

KBR, Jakarta – Wakil Presiden, Maruf Amin mengingatkan agar penyaluran zakat mesti tepat sasaran dan tepat manfaat dengan basis data yang akurat, utamanya pada program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.

Lanjutnya, tingkatkan kebermanfaatan zakat dalam pengentasan kemiskinan dengan tidak hanya diarahkan untuk mengentaskan mustahik dari garis kemiskinan ekstrem, tetapi juga memberdayakan mustahik agar bertransformasi menjadi muzaki.

“Untuk itu, pendistribusian zakat perlu terus didorong untuk lebih produktif dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat melalui program pemberdayaan ekonomi umat, seperti pemberian modal usaha mikro dan kecil,” ucapnya dalam acara ‘Pembukaan Musyawarah Nasional Forum Zakat Ke-10’ dipantau via kanal Youtube Wakil Presiden RI, Selasa (16/7/2024).

Selain itu, kata dia, penting untuk memastikan penyaluran zakat yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat (OPZ) terintegrasi dengan basis data yang akurat dan manfaatkan data registrasi sosial ekonomi (Regsosek) agar pendistribusian zakat dapat lebih tepat sasaran.

“Potensi zakat yang dapat mencapai Rp327 triliun harus dioptimalkan, agar menjadi instrumen penting dalam pembangunan demi mewujudkan keadilan sosial di masyarakat,” ucapnya.

Maruf menambahkan potensi itu setara dengan 76% anggaran perlindungan sosial pada APBN tahun 2022.

“Untuk itu, peran zakat dalam pengentasan kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu terus dioptimalkan,” jelasnya.

Baca juga:

Wapres Ingin Syariah Diterapkan di Semua Sektor Usaha dan Industri

Wapres Minta KPU Berbenah: Hal yang Kurang Dibetulkan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!