NASIONAL

Wapres Akui Masih Terjadi Politisasi Agama Hingga Penolakan Pendirian Rumah Ibadah

“Masih adanya kasus penolakan pendirian rumah ibadah"

AUTHOR / Astri Septiani

Maruf
Ilustrasi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (FOTO:Antara)

KBR, Jakarta- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan sejarah panjang bangsa telah membuktikan kebhinekaan tidak semestinya membawa perpecahan, melainkan menjadi anugerah, modal, dan kekayaan yang mempersatukan. Wapres mengajak semua pihak merenungkan kembali makna perbedaan.

“Masih adanya kasus penolakan pendirian rumah ibadah di beberapa daerah, juga kontestasi politik yang dikaitkan dengan isu agama, mengindikasikan masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan,” kata Ma'ruf saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Islam Malang (UNISMA), Jl. Mayjen. Haryono No. 193, Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur (Jatim), Jumat (19/01/2024).

Baca juga:

Wapres Maruf mengimbau seluruh elemen masyarakat, pemuka agama, media, partai politik, termasuk institusi pendidikan, berkomitmen menjaga persatuan dan mencegah konflik.

Ma'ruf juga menyebut Indonesia dikaruniai beragam suku, agama, ras, bahasa, dan budaya. Itu sebab, kata dia, perbedaan menjadi sebuah keniscayaan. Meski begitu, menurut Maruf, para pendiri bangsa berhasil menuangkan rumusan yang merekatkan kemajemukan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara.

Dengan demikian, Maruf berpesan agar persatuan di atas kemajemukan ini harus terus dijaga agar tidak menjadi potensi perpecahan bangsa. 

“Tugas kita adalah memastikan fondasi persatuan di atas keberagaman ini terus dirawat dan dikelola, sehingga tidak malah menimbulkan ancaman bagi keutuhan bangsa,” pungkasnya. 

Editor: Muthia Kusuma Wardani 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!