NASIONAL

Tradisi Emas Badminton Olimpiade Gagal, Anggota DPR: Ini Tamparan Keras

Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas di cabang bulu tangkis Olimpiade.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Wahyu Setiawan

Tradisi Emas Badminton Olimpiade Gagal, Anggota DPR: Ini Tamparan Keras
Sekjen PBSI Muhammad Fadil Imran melepas tim bulu tangkis Indonesia Olimpiade Paris 2024 di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (13/7/2024). ANTARA FOTO/M Iqbal

KBR, Jakarta – Wakil Ketua Komisi Olahraga DPR RI Dede Yusuf mengatakan gagalnya Indonesia mempertahankan emas di Olimpiade Paris 2024 merupakan tamparan yang cukup keras. Indonesia hanya mampu menyumbangkan medali perunggu lewat tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.

"Ini rasanya sebuah tamparan yang cukup keras bagi persiapan Indonesia dalam keberangkatannya ke Oolimpiade. Karena pada saat paparan Kemenpora memang Indonesia hanya fokus ke beberapa cabor, kalau saya tidak salah 12 atau 14 cabor saja yang berangkat. Dan tentunya cabor-cabor unggulan itu sudah mempersiapkan baik dari sistem pelatihan, pembinaan, maupun pendanaannya dengan baik. Namun tidak dipungkiri kita masih banyak yang belum bisa berhasil," jelasnya kepada KBR, Senin (5/8/2024).

Dede Yusuf mengatakan, bulu tangkis merupakan salah satu dari 14 cabang olahraga yang ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masuk dalam desain besar olahraga nasional.

"Menurut hemat kami bahwa khusus untuk cabor bulu tangkis perlu memaksimalkan kembali para pemain-pemain yang mestinya pemain unggulan. Kemudian yang kedua, pola latihannya atau teknik-teknik yang terbaru mestinya kita harus belajar ke negara-negara lain yang lebih unggul dari kita," katanya.

Indonesia gagal mempertahankan tradisi emas di cabang bulu tangkis Olimpiade. Indonesia hanya mampu menyumbangkan medali perunggu lewat tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.

Unggulan ketujuh itu berhasil meraih medali, usai lawannya asal Spanyol, Calorina Marin, mundur di laga perebuatan peringkat ketiga karena cedera. Ini sekaligus menjadikan Gregoria sebagai tunggal putri pertama yang meraih medali sejak Maria Kristin di tahun 2008.

Gagalnya mempertahankan tradisi emas mengulang catatan buruk Indonesia di Olimpiade 2012. Tim merah putih selalu menyumbang medali emas sejak Olimpiade 1992 di Barcelona. Tradisi itu terputus di 2012, dan kembali berlanjut di dua edisi setelahnya yakni 2016 dan 2020.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!