NASIONAL

Terima Kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Jokowi Bahas Soal Gaza

Salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah pentingnya perdamaian dan toleransi.

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / R. Fadli

Gaza
Presiden Jokowi menerima kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb di Jakarta (9/7/2024). (Foto: Youtube Sekretariat Presiden RI)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb di Istana Merdeka, Jakarta hari ini.

Dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah pentingnya perdamaian dan toleransi.

Kata Retno, Presiden Jokowi juga membahas soal isu Gaza, Palestina dan menyatakan pentingnya bagi semua pihak untuk terus menyuarakan gencatan senjata yang permanen, mempermudah akses bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan perdamaian dengan segera.

“Didalam menanggapi hal ini, Grand Syekh sangat setuju dengan pandangan Bapak Presiden bahwa perang harus segera diakhiri dan perdamaian harus diwujudkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah persatuan di dunia ini, negara-negara dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian untuk bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara muslim,” kata Retno di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, (9/7/2024).

Kedua tokoh juga membahas hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan.

Presiden menggarisbawahi bahwa 95 persen warga negara Indonesia (WNI) di Mesir merupakan pelajar.

Jokowi menyampaikan pentingnya penguatan dialog antariman. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dan toleransi adalah DNA Indonesia.

“Bapak Presiden menjelaskan mengenai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan dari dekat Indonesia terus mengikuti peran dan reputasi dari Al Azhar dalam mendorong toleransi dan moderasi. Bapak Presiden menekankan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan Islamophobia,” papar Menlu Retno.

Baca juga:

Presiden Jokowi: Jangan Ada Diskriminasi Pekerja Perempuan dan Ibu Hamil

Kematian Remaja AM, YLBHI Minta Kapolri Bentuk Tim Independen

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!