NASIONAL

Survei SMRC: Rendah, Polarisasi karena Beda Pilihan Capres pada Pemilu 2024

Survei SMRC menyebut jumlah pemilih yang mengalami polarisasi relatif sedikit dibanding orang yang tidak terpolarisasi akibat beda pilihan pada pemilu 2024.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Survei SMRC: Rendah, Polarisasi karena Beda Pilihan Capres pada Pemilu 2024
Suasana jembatan penyeberangan orang JPO yang tertutup alat peraga kampanye pemilu 2024 di Jakarta, Rabu (27/12/2023). (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)

KBR, Jakarta – Survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada September 2023 mencatat dari rata-rata 18 persen atau 36 juta penduduk Indonesia, sebanyak 7 persen atau 2,5 juta orang secara nasional terpolarisasi atau terbelah akibat perbedaan pilihan calon presiden.

Adapun yang disurvei terkait perbedaan pilihan calon presiden itu di antaranya dengan orang tua, saudara, teman dekat, tetangga, teman kerja.

Polarisasi berdampak pada pemilih malas untuk berkomunikasi maupun sekadar tegur sapa dengan anggota keluarga yang berbeda pilihan. Namun, angkanya rendah.

"Hanya 7 dari 100 orang yang terpengaruh oleh perbedaan pilihan politik yang berakibat pada putusnya silaturahmi atau tidak melakukan tegur sapa sesama teman dekat,” kata Saiful, dipantau dari kanal Youtube SMRC TV, Kamis (28/12/2023).

Menurut Saiful, berdasarkan survei tersebut, orang yang terpolarisasi akibat perbedaan pilihan politik itu menyebar tidak terpusat pada satu titik.

Saiful mengatakan jumlah yang mengalami polarisasi relatif sedikit dibanding orang yang tidak terpolarisasi.

Maka dari itu, menurut dia isu adanya polarisasi politik akibat perbedaan pilihan terlalu dibesar-besarkan.

"Menurut saya klaim bahwa polarisasi begitu mengkhawatirkan itu berlebihan bisa-bisa itu menyesatkan, menakut-nakuti keadaan yang bisa menghilangkan daya saing dalam pemilu dan demokrasi kita. Padahal kompetisi itu hakikat daripada demokrasi," ujarnya.

Jumlah responden dalam survei SMRC itu ada 1.054 orang dengan margin of error kurang lebih 3,1 persen dengan metode wawancara.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!