NASIONAL
Survei Indikator: Masyarakat Indonesia Timur Kurang Puas Pembangunan Transportasi Umum Era Jokowi
Kepuasan masyarakat di wilayah Indonesia timur rendah yakni hanya 54,7 persen.
AUTHOR / Heru Haetami
-
EDITOR / Wahyu Setiawan
KBR, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis kepuasan masyarakat terhadap sektor transportasi. Hasilnya, kepuasan masyarakat di wilayah Indonesia timur rendah yakni hanya 54,7 persen. Dari angka itu, 11 persen di antaranya merasa tidak puas.
"Relatif berbeda dibanding tingkat kepuasan zona barat atau tengah adalah timur dan dugaan saya ini berkaitan dengan ketersediaan transportasi atau jalan umum yang masih kurang di wilayah wilayah keras seperti itu," ungkap Peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Rabu (2/10/2024).
Burhanuddin menambahkan, masyarakat di wilayah timur juga belum puas atas penyediaan prasarana transportasi seperti jalan, jembatan, hingga pelabuhan.
Ia mengungkap 65 persen mayoritas merasa cukup puas, 24 persen biasa saja, dan 10,7 persen merasa tidak puas.
Bahan Evaluasi
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan masih perlu peningkatan pembangunan layanan transportasi umum, khususnya di wilayah pelosok.
"Memang rasanya masih ada hal yang harus kami perkuat lagi pembangunan di pelosok. Karena tadi ternyata tingkat baik awareness maupun kepuasan yang masih kecil. Mungkin juga karena baseline-nya juga kecil, baseline dalam survei ini. Tetapi sekali lagi ini tetap kami harus lihat secara positif sebagai masukan untuk juga lebih memperkuat pembangunan di daerah-daerah yang lebih terpelosok lagi," ujarnya.
Baca juga:
- Ombudsman Terima 154 Laporan Jalan Rusak, Terbanyak di Bali
- Jokowi Gelontorkan Rp1,3 Triliun Perbaiki Jalan di Jateng
Adita mengeklaim konsep Indonesia sentris yang dijalankan di era Jokowi telah menciptakan pembangunan infrastruktur yang lebih merata. Termasuk di sektor transportasi.
"Ini tidak kurang dari 521 pembangunan infrastruktur yang sebenarnya sudah dilakukan. Ini cukup merata baik di transportasi darat, udara, laut, maupun kereta api. Dan sebenarnya orientasinya ini sesuai dengan arahan presiden, ini adalah Indonesia sentris," katanya.
Kendati demikian, Adita mengaku temukan ketidakpuasan masyarakat itu mesti menjadi bahan evaluasi pemerintah. Sehingga ada perbaikan pada pemerintahan selanjutnya.
"Bahwasanya di daerah-daerah di luaran sana khususnya Papua dan Maluku yang paling kecil soal awareness dan kepuasan. Pasti ini harus bisa jadi masukan untuk perbaikan yang dilakukan oleh pemerintahan selanjutnya," ujar Adita.
Survei evaluasi publik atas kinerja sektor transportasi umum dan perhubungan era pemerintahan Jokowi dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Sampel basis 1.200 orang dengan toleransi kesalahan lebih kurang 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Jokowi Paling Banyak Bangun Bendungan di NTB
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!