Strategi Membangun Personal Branding

KBR, Jakarta - Istilah personal branding makin kencang terdengar di era digital, salah satunya karena keberadaan media sosial. Menurut Public Speaking Coach, Sasti Hapsari, personal branding berkaitan dengan persepsi orang lain terhadap diri kita, sebelum orang tersebut berinteraksi langsung dengan kita.

"Maka dari itu, biasanya individu dapat menata atau mengatur apa yang ingin dipersepsikan dari dirinya. Di tahap itulah kita memilah apa yang ingin kita diferensiasikan dari diri kita," kata founder Esha Comms ini.

Di konteks personal branding, citra diri bakal menentukan kredibilitas individu di mata publik. Ini akan mempengaruhi karir maupun bisnis yang dijalankan.

“Contohnya gini, saya sebagai Sasti, dulu personal branding-nya, pengin sebagai seorang coach public speaking dengan sertifikat internasional. Akhirnya segala tindakan saya secara sehari-hari (daily) mengarah ke situ,” lanjut Sasti yang pernah menjadi None Jakarta Selatan ini.

Baca juga: 

Kepoin Kerjaan MC Profesional

Manfaat Brand Awareness untuk Jaring Pelanggan

Bagi yang mulai serius melakukan personal branding, cari tahu dulu kekuatan (strength) dan minat (passion) diri. Hal itu penting karena branding-nya itu berlangsung natural dan orisinal. Di sisi lain, jangan lupa terus riset dan memantau tren pasar untuk meracik strategi personal branding yang tepat.

“Aku melakukan analisis AIO, analytic-interest-opinion. Aku ngeliat pasar, 'oh ternyata yang follow aku lebih banyak adult atau adult yang fresh graduate,’'. Berarti personal branding strategy-nya akan menyesuaikan,” tutur Sasti.

Dengarkan penjelasan lengkap Sasti Hapsari mengenai personal branding di Uang Bicara episode Strategi Membangun Personal Branding di KBRPrime, Spotify, Google Podcast dan platform mendengarkan podcast lainnya.