Article Image

NASIONAL

Siapin Mental buat Berlibur untuk Tangkal Holiday Blues

"Liburan enggak enjoy, Kenapa?"

KBR, Jakarta- Di tengah liburan natal dan tahun baru kali ini, berbagai tempat wisata penuh. Bahkan di Bali sampai overtourism atau jumlah wisatawan di sebuah destinasi wisata dianggap terlalu tinggi.

Melansir laman Hellosehat dari Kementerian Kesehatan, ada beberapa manfaat liburan bagi kesehatan mental:

1. Mengurangi Stres

Setelah lelah dan stres bekerja hari-hari, liburan jadi salah satu cara mengatasinya. Dengan berlibur, kamu bisa mengistirahatkan diri sejenak dan berpegian ke tempat-tempat bagus nan menyenangkan.

2. Meredakan Rasa Cemas

Refreshing ke tempat-tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya juga memberikan manfaat bagi kesehatan menta, yaitu mengurangi kadar kecemasan. Apalagi kalau kamu lagi menghadapi masa-masa sulit

Baca juga:

Bikin Resolusi Real, No 'Halu'

Banyak Teman Enggak Tentu Bahagia, Loh!

Mental si Paling Flexing

3. Meningkatkan Produktivitas

Anda bisa mengunjungi berbagai tempat. Mulai pantai, pegunungan, tempat bersejarah, hingga taman hiburan. Aktivitas di tempat-tempat ini dianggap mampu membuatmu melupakan segala pekerjaan yang menumpuk.

Otak yang sudah kusut pun dapat dijernihkan dengan liburan. Lalu semangat dalam diri bisa meningkat. Perpaduan ini bisa memacu peningkatan produktivitas, lantaran dirimu sudah lebih segar.

4. Menimbulkan Kepuasan dalam Hidup

Manfaat lain dari liburan yang mungkin tidak Anda sadari adalah terciptanya rasa puas dalam hidup. Meluangkan waktu berlibur perlu dilakukan. Liburan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dengan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup Anda.

Mutiara Maharini, M.Psi., Psikolog - Clinical Psychologist dari @personalgrowthid menegaskan, holiday blues dan post holiday blues berbeda. Karena holiday blues itu dialami saat liburan dan post holiday blues terjadi setelah liburan.

"Holiday itu tuh ketika kita merasa sedih justru pas lagi liburan, sedangkan liburan itu kan konotasinya kayak biasanya kita happy-happy, nggak stres. Tapi kok ternyata pas liburan ditemukan, bahwa banyak orang justru merasa sedih. Tapi emang by research ditemuin, bahwa 60 persen orang yang ngalamin mental illness itu atau gangguan kesehatan mental, itu tuh akan merasa lebih buruk ketika sedang liburan. Jadi kayak di bulan-bulan Desember, Januari itu biasanya moodnya lebih buruk. Kan di situ kan banyak liburan ya," ungkap Mahari

Mahari mengatakan, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati waktu berlibur hingga sedih. Misalnya tertekan ketika liburan selalu ditanya "kapan nikah?".

"Ditanya kapan nikah di tanggal-tanggal kita ketemu banyak keluarga. Yang kedua adalah karena waktu liburan itu limited, tapi ekspektasi kita tentang liburan tuh tinggi banget. Pokoknya pas liburan gue harus ke sini, gua harus ke sini, gua harus ketemu si x, si y, gua harus work out 5 kali sehari gitu kan. Pokoknya kita tuh bikin ekspektasi yang tinggi di waktu yang sangat terbatas, dan seringkali jadinya kurang realistis," ungkapnya.

Nah apa lagi penyebab-penyebab holiday blues? Dan gimana cara ngatasinnya? Yuk simak podcast Diskusi Psikologi di link berikut ini: