NASIONAL

Sembilan Pembaharu Lingkungan Peraih Penghargaan Festival Gaharu

Pemenang merupakan pembaharu lingkungan yang dinilai terbukti mengajak masyarakat luas untuk memperlambat krisis iklim

AUTHOR / Muthia Kusuma Wardani

Gaharu
Finalis 'Jaga Semesta' saat memaparkan gerakan untuk mengatasi krisis air bersih pada Festival Gaharu, Sabtu, (2/3/2024) di Jakarta. (FOTO: Ashoka).

KBR, Jakarta- Sembilan pembaharu lingkungan meraih penghargaan di Kompetisi Gaharu Bumi Innovation Challenge yang digelar Ashoka. Ashoka adalah jaringan wirausahawan sosial terbesar di dunia yang berkomitmen membuat perubahan sistem dan cara pandang.

Ashoka bersama pembuat konten sains terbesar di Indonesia, Kok Bisa, memberikan apresiasi kepada para pembaharu di salah satu hotel di Jakarta, Sabtu, 02 Maret 2024. Kompetisi ini didukung Kementerian Dalam Negeri dan Ford Foundation. 

Para pemenang merupakan pembaharu lingkungan yang terbukti mengajak masyarakat luas memperlambat krisis iklim. Mereka berkreasi dan berinovasi untuk mengurangi emisi karbon, merestorasi ekosistem hingga menambah nilai ekonomi sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

Total ada 29 finalis terpilih dalam kompetisi ini. Puluhan finalis itu terbagi menjadi tiga kategori, yaitu keluarga, orang muda, dan komunitas. Para finalis berasal dari 21 kotamadya/kabupaten dari delapan provinsi di Indonesia.

Selain para finalis, Festival Gaharu mengundang 70 guru-guru dan 30 penggerak gerakan keluarga dari seluruh Indonesia.

Pada kategori keluarga, tiga finalis yang terpilih sebagai pemenang yaitu EcoEnzyme: Dari Sisa Jadi Cinta di DKI Jakarta. Lalu 'Pakai Yang Ada' dari Banyuwangi, Jawa Timur. Serta Pesantren Ekologi Ath-Thaariq di Garut, Jawa Barat.

Pada kategori orang muda, John Paul Green asal Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih sebagai pemenang pertama. Pemenang kedua yaitu Sa-Fun: Hemat Energi Itu Menyenangkan dari Tangerang Selatan, Banten. Harverse dari Malang, Jawa Timur jadi pemenang ketiga.

red
Berbagai aspirasi yang menyerukan gerakan bersama-sama menjaga lingkungan pada Festival Gaharu. 

Pada kategori komunitas, pemenang pertama diberikan kepada Jaga Semesta dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemenang kedua yaitu Paguyuban Kalijawi yang juga berasal dari daerah yang sama. Pemenang ketiga yaitu Koperasi Bima Lukar, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Direktur Ashoka Asia Tenggara, Nani Zulminarni berharap, para pemenang dan seluruh finalis dapat mengembangkan gerakan dan inovasinya seusai Festival Gaharu.

"Jadi, Gaharu itu kan singkatan dari gerakan pembaharu. Kami kan Ashoka itu secara global mencanangkan satu gerakan, gerakan dunia 'Everybody a Changemaker' Bagaimana membuat semua orang dan membangun ekosistem agar semua orang itu punya mindset," ucap Nani saat ditemui KBR, di kawasan Jakarta Barat, Sabtu, (6/3/2024).

"Di Indonesia kemudian kami menerjemahkannya, agar orang bisa memahami seperti itu, gaharu-gaharu itu kan banyak, ya, artinya, gerakan pembaharu baru, di sisi lain juga dia nama sebuah kayu. Kayu gaharu yang wangi, yang keras, dan simbol keinginan seperti itu. Karena itu , gerakan ini kita bangun dengan membuat ekosistem tumbuh kembang anak dan antar generasi jadi sepanjang hayat,” sambungnya.

Nani Zulminarni menyatakan, selama 40 tahun, Ashoka terus berkomitmen mencari inovator yang terus mengupayakan perlambatan krisis iklim. Dia berharap gerakan global ini dapat meningkatkan kesadaran orang lain, dan lingkungannya dari hal kecil. Semisal menyediakan pangan sendiri hingga mengelola sampah secara mandiri.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!