NASIONAL

Sejumlah Komoditas yang Berpotensi Picu Inflasi Desember

Salah satunya cabai rawit.

AUTHOR / Astri Septiani

Sejumlah Komoditas yang Berpotensi Picu Inflasi Desember
Ilustrasi: Cabai rawit memicu angka inflasi. (Foto: ANTARA/M Sharif Santiago)

KBR, Jakarta- Inflasi kerap terjadi pada Desember, setidaknya selama lima tahun terakhir. Data itu diungkap Badan Pusat Statistik (BPS) saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Jakarta, hari ini.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, pada Desember tahun ini, inflasi juga kemungkinan terjadi. Ada sejumlah komoditas yang berpotensi mengalami inflasi di Desember, salah satunya cabai rawit.

"Sementara cabai rawit ini juga selalu terjadi inflasi pada bulan Desember. Inflasi cabai rawit pada Desember 2021 ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. Jadi, kita lihat pada Desember 2021, inflasi cabai rawit mencapai 85,98 persen, sementara Desember 2022 mencapai 15,77 persen," kata Pudji saat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, Jakarta, Senin, (18/12/23).

Pudji menjelaskan, harga cabai rawit pada pekan kedua Desember 2023 mencapai Rp89.604 per kilogram atau secara rata-rata nasional naik 16,11 persen dibandingkan rata-rata harga cabai rawit pada November 2023.

Kata dia, ada 297 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga cabai rawit. Pada pekan kedua Desember 2023, jumlahnya turun dari pekan sebelumnya, yang tercatat sebanyak 300 kabupaten/kota. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Kenaikan harga cabai rawit di daerah tersebut mencapai 131,46 persen.

Selain cabai rawit, sejumlah komoditas lain yang berpotensi mengalami inflasi atau harganya naik adalah telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!