NASIONAL

Harga Cabai Rawit dan Merah Naik Signifikan November

Cabai merah dan cabai rawit di atas 30 persen.

AUTHOR / Astri Yuana Sari, Ardhi Ridwansyah

Cabai Rawit dan Merah Naik Signifikan November
Ilustrasi: Cabai rawit memicu angka inflasi. (Foto: ANTARA/M Sharif Santiago)

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara signifikan di minggu keempat November. Yakni, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan telur ayam ras. Kenaikan signifikan itu terjadi jika dibandingkan Oktober 2023.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, perubahan harga komoditas tersebut menjadi penyumbang kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ke-4 November 2023.

"Yang mengalami perubahan tertinggi ini adalah cabai rawit dengan perubahan rata-rata harga mencapai 35,29% dibandingkan dengan rata-rata harga pada bulan Oktober 2023, kemudian diikuti oleh cabai merah dengan perubahan rata-rata harga sebesar 33,91%," kata Pudji dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin, (27/11/2023).

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, harga komoditas-komoditas tersebut secara umum terus naik di tiap pekan. Untuk cabai merah dan cabai rawit perubahan harga di atas 30 persen, sedangkan bawang merah mengalami perubahan harga sebesar 11,1 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,16 persen.

"Yang pertama untuk cabai merah sampai dengan minggu ke-4 November 2023 harganya mencapai Rp66.127/kgnya, ini rata-rata secara nasional. Seperti halnya cabai merah, cabai rawit menunjukkan trend harga yang terus meningkat dan sampai dengan minggu ke-4 November 2023 ini mencapai rata-rata harga Rp82.970/kgnya," kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 85 persen atau 357 kabupaten/kota di Indonesia mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ke-4 November 2023. Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH naik 1% poin dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Strategi Warteg

Sebelumnya, pengusaha Warung Tegal (Warteg) mengeluhkan mahalnya harga cabai rawit merah yang kini mencapai Rp100 ribu per kilogram. Sebab, kenaikan harga cabai rawit merah berdampak dan memberatkan para pelaku usaha warung makan, seperti warteg.

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, untuk mengatasi situasi itu, ia merekomendasikan kepada pelaku usaha warteg untuk melakukan diversifikasi dalam mengolah menu. Semisal ketika membuat sambal, para pengusaha bisa memasukkan tomat atau bahan pedas lain, untuk mengurangi penggunaan banyak cabai.

“Kita harus mendiversifikasi menu supaya kita enggak terjebak karena susah juga, warteg harus ngikutin harga, makanya tadi ditambahin tomat diperbanyak terus ada tambahan-tambahan lada yang pedas-pedas gitu,” ucap Mukroni kepada KBR, Selasa, (21/11/2023).

Kata dia, naiknya harga cabai membuat pelaku usaha warteg mengurangi pembelian cabai. Misalnya ketika memiliki uang Rp100 ribu, maka tak semua dibelikan cabai namun separuhnya untuk membeli tomat. Ini siasat yang bisa dilakukan pelaku usaha warteg.

Mukroni menambahkan, Kowantara tak bisa menaikkan harga makanan karena takut kehilangan pembeli. Dia berharap pemerintah bisa mencari solusi agar harga cabai tak terus meroket.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!