NASIONAL

Salah Satu Faktor Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Beras Versi Kementan

Harga beras kualitas bawah I naik 1,42 persen atau Rp200, menjadi Rp14.250 per kilogram.

AUTHOR / Heru Haetami

Salah Satu Faktor Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Beras Versi Kementan
Ilustrasi: Beras Bulog di bazar murah di Dungingi, Kota Gorontalo, Sabtu, (09/12/23). (Antara/Adiwinata Solihin)

KBR, Jakarta- Kementerian Pertanian menduga kelangkaan stok yang berujung pada mahalnya harga beras diakibatkan kurangnya pencatatan logistik.

Menurut Direktur Serealia Tanaman Pangan, Kementan, Ismail Wahab, pencatatan logistik jadi salah satu persoalan distribusi yang membuat beras sulit didapatkan.

"Karena tadi mungkin bukan masalah tidak ada stok beras tapi ada perpindahan stok beras kita. Yang semula ada di ritel-ritel sudah berpindah ke rumah tangga produsen atau rumah tangga konsumen. Ini perlu juga ada survei yang sangat singkat untuk mengetahui seperti apa perpindahan stok beras kita yang semula berada di tingkat produsen atau ritel, pindah kepada tingkat konsumen," kata Ismail dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024, Senin, (19/2/2024).

Menurut Direktur Serealia Tanaman Pangan, Ismail Wahab, di awal 2024, pemerintah punya stok carry over sekitar 3 juta ton. Ditambah impor 0,4 juta ton di Januari, dan produksi dalam negeri 0,91 juta ton. Sehingga total stok yang dimiliki pemerintah 4,31 juta ton beras.

Kata Ismail, pemerintah semestinya memiliki stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan rata-rata nasional, sebanyak 2,5 juta ton.

"Ini yang sekarang kita kurang mempunyai pencatatan terhadap logistik. Logistik ini artinya ke mana larinya dari 3,2 (juta ton, red) ini. Sehingga beras kita mahal dan sekarang kondisinya begitu agak sedikit agak sulit," katanya.

Beras Premium Rp16.500 per Kilogram

Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, harga beras kualitas premium saat ini dijual hingga Rp16.500 per kilogram di pasar tradisional. Mengutip Antara, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Boyolali, Darmadi mengatakan, harga tersebut untuk beras kualitas premium jenis C4 atau IR64. Kata dia, beras jenis itu biasa dikonsumsi masyarakat di sana.

Pada pekan sebelumnya, harga beras C4 dijual Rp15 ribu per kilogram, sedangkan kualitas medium Rp13 ribu per kilogram. Bahkan, beras premium jenis Rajalele kini dijual hingga Rp18 ribu per kilogram.

Ia mengeklaim, meski dijual seharga itu, persediaan masih mencukupi untuk kebutuhan pasar. Darmadi menambahkan, saat ini tanaman padi di Boyolali sudah mulai panen, meski belum serentak. Ia mengimbau masyarakat membeli beras secukupnya.

Pantauan Harga Beras di Situs BI

Berdasarkan pantauan KBR di situs bi.go.id per Senin, 19 Februari 2024, pukul 12.40 WIB, harga beras kualitas bawah I naik 1,42 persen atau Rp200, menjadi Rp14.250 per kilogram. Sedangkan untuk beras kualitas bawah II, naik 2,17 % atau Rp300, menjadi Rp14.150 per kilogram.

Sementara untuk beras kualitas medium I naik 1,31% atau Rp200 menjadi Rp15.500 per kilogram. Kenaikan juga terjadi di beras kualitas medium II, yang kini dihargai Rp15.400 per kilogram.

Untuk beras kualitas super I, saat ini harganya Rp16.850 per kilogram, atau naik Rp200. Beras kualitas super II, naik Rp150 menjadi Rp16.300 per kilogram.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!