NASIONAL

Relaksasi HET Beras Diperpanjang, Pengamat: Bukan Jaminan Pasokan Merata

"Supaya masyarakat yang sejauh ini belum terjangkau, punya kesempatan untuk mengakses barang yang sama dengan warga yang lain yang sudah terlayani dengan baik,” ujar Khudori

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Resky Novianto

beras
Warga membeli beras di Gerakan Pangan Murah di Kota Kupang, NTT, Sabtu (16/3/2024). (Foto: ANTARA/Mega Tokan)

KBR, Jakarta- Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori meminta pemerintah menyiapkan ketersediaan stok beras medium di tengah kebijakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras premium.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar masyarakat menengah ke bawah tetap mudah mendapat akses untuk membeli beras.

“Bahwa kalau di beberapa tempat ternyata pasokan berasnya terbatas, tentu itu menjadi PR pemerintah lewat bulog untuk memastikan jaringan distribusinya ini segera diperluas. Supaya masyarakat yang sejauh ini belum terjangkau, punya kesempatan untuk mengakses barang yang sama dengan warga yang lain yang sudah terlayani dengan baik,” ujar Khudori kepada KBR, Minggu, (2/6/2024).

Ketimbang memikirkan HET baru, Khudori menyarankan pemerintah fokus untuk menggenjot produksi dalam negeri.

Menurutnya, ada persoalan ancaman kekeringan akibat kemarau yang harus difasilitasi pemerintah agar petani tetap bisa berproduksi.

Khudori menyinggung kurangnya irigasi, yang menunjukan tidak bergunanya keberadan embung dan bendungan dari pembangunga proyek strategis nasional (PSN).

“Memang ada bangunan embung, bendungan dan segala macam. Tapi kan menjadi pertanyaan kalau betul-betul bendungan, embung itu berfungsi mestinya kalau musim kemarau dan ini ada potensi untuk bisa dialirkan meskinya tidak terlalu berat,” kata Khudori.

“Yang terjadi kalau hasil audit BPK, bendung, embung itu ada yang dibangun pemerintah, yang jumlahnya banyak itu. Tapi bagaimana air yang ada di bendungan dan embung yang itu ditangkap pada saat hujan ini bisa dimanfaatkan di sawah-sawah ketika dibutuhkan, kalau jaringan irigasinya ngga ada,” imbuhnya.

Khudori menilai, keputusan pemerintah menaikan HET beras pun tidak akan banyak mengubah kondisi dari persoalan gabah di tingkat petani.

Baca juga:

- Relaksasi HET Beras Diperpanjang, Serikat Petani: Belum Menguntungkan

Sebelumnya, Pemerintah kembali memperpanjang relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium maupun medium. 

Kebijakan ini tertuang melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi pada 31 Mei 2024. Adapun sejatinya, relaksasi HET beras premium maupun medium berakhir pada 31 Mei 2024.

Pantauan KBR dari laman Bapanas, harga rata-rata nasional beras premium per 2 Juni berada di kisaran Rp15.460 per kilogram. Sedangkan beras medium berada di harga Rp13.410 per kilogram.

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!