NASIONAL

Reformasi Polri, Kompolnas akan Tingkatkan Pengawasan

"Arahan presiden kepada pejabat polri dari pati mabes, kapolda dan seluruh kapolres se-Indonesia itu tentu akan menjadi arahan Kompolnas juga di dalam mengawasi kinerja dan integritas anggota polri,"

AUTHOR / Resky Novianto

Pengarahan polri
Presiden Jokowi pengarahan petinggi Polri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/22). (Antara/Sigid Kurniawan)

KBR, Jakarta- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh anggota Polri pascapemanggilan seluruh pejabat  Korps Bhayangkara oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (14/10). Anggota Kompolnas, Yusuf Warsyim mengatakan, lembaganya akan tegak lurus menindaklanjuti arahan kepala negara terkait penguatan kinerja dan integritas anggota polri.

"Kompolnas kan fungsinya sebagai pengawas fungsional kinerja dan integritas anggota polri. Jadi tentu apa yang menjadi arahan presiden kepada pejabat polri dari pati mabes, kapolda dan seluruh kapolres se-Indonesia itu tentu akan menjadi arahan Kompolnas juga di dalam mengawasi kinerja dan integritas anggota polri," ujar Yusuf saat dihubungi KBR, Minggu (16/10/2022).

Yusuf menambahkan, arahan presiden kepada seluruh pati polri akan menjadi pedoman kompolnas dalam mengawasi kinerja anggota. Khususnya, di dalam melaksanakan tugas melindungi masyarakat.

Kompolnas, kata Yusuf, juga akan menindaklanjuti laporan dan aduan masyarakat soal kinerja anggota kepolisian. Baik itu dugaan pelanggaran etik maupun pidana anggota, maka pihaknya akan merekomendasikan kepada kapolri untuk memberikan hukuman disipilin maupun tindak pidana.

Baca juga:

Arahan Presiden

Sebelumnya pada Jumat (14/10), Presiden Joko Widodo memanggil ratusan petinggi Kepolisian   Negara Republik Indonesia (Polri), mulai dari para pejabat utama Mabes Polri, kepala kepolisian daerah (kapolda), hingga kepala kepolisian resor (kapolres). Presiden Joko Widodo menyampaikan sedikitnya lima arahan. Arahan pertama adalah agar Polri memperbaiki apa yang menjadi keluhan masyarakat kepada institusi Polri.

“Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri, 29,7 persen itu ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semuanya itu yang begitu. Sewenang-wenang, tolong ini juga diredam pada anggota-anggota. Pendekatan-pendekatan yang represif, jauhi. Mencari-cari kesalahan nomor yang ketiga, 19,2 persen. Dan yang keempat, hidup mewah yang tadi sudah saya sampaikan,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, Polri merupakan aparat penegak hukum yang paling dekat dengan rakyat dan paling sering berinteraksi dengan masyarakat.  Presiden meminta kepada para petinggi dan perwira Polri untuk selalu mengingatkan anggotanya agar memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menjaga rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

“Yang kedua, rasa aman dan nyaman masyarakat itu—ini masalah persepsi—rasa aman dan nyaman masyarakat itu menjadi terkurangi atau hilang. Karena apa pun, Polri adalah pengayom masyarakat. Hal-hal yang kecil-kecil, tolong betul-betul dilayani itu. Masyarakat kehilangan sesuatu, harus direspons cepat sehingga rasa terayomi dan rasa aman itu menjadi ada,” ungkapnya.

Kepala Negara juga  meminta jajaran Polri menjaga kesolidan baik di internal Polri maupun dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal tersebut penting utamanya karena saat ini sudah mulai masuk tahun politik dan tahapan pemilihan umum (pemilu) sudah mulai berjalan sejak Juli lalu.

“Harus ditunjukkan soliditas di internal Polri dulu. Rampung, kemudian soliditas Polri dan TNI itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan. Soliditas. Harus ada kepekaan, posisi politik ini seperti apa, sih. Karena Saudara-saudara adalah pimpinan-pimpinan tertinggi di wilayah masing-masing. Sense of politic-nya juga harus ada. Tidak bermain politik tetapi mengerti masalah politik karena memang kita akan masuk dalam tahapan tahun politik,” paparnya.

“Kalau dilihat Polri solid, kemudian bergandengan dengan TNI solid, bolak-balik saya sampaikan, saya memberikan jaminan, stabilitas keamanan kita, stabilitas politik kita pasti akan baik. Enggak ada yang berani coba-coba. Kalau coba-coba, ya tegas saja,” sambungnya.

Presiden  selanjutnya meminta adanya kesamaan visi Polri serta ketegasan terkait kebijakan organisasi. 

Kepada para pemimpin Polri di daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, Kepala Negara mendorong agar mereka tidak gamang serta bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP), dan sesuai undang-undang.

“Visi presisi, Pak Kapolri, saya minta juga tidak njelimet-njelimet, tolong disederhanakan sehingga yang di bawah itu mengerti apa yang dijalankan. Apa sih, kalau disederhanakan? Ya tadi itu yang Kapolri sampaikan tadi. Polri sebagai pelindung, Polri sebagai pengayom, dan Polri sebagai pelayan. Intinya kan ke sana. Presisinya itu apa? Jelaskan juga. Sekali lagi, secara sederhana dan jelas sehingga gampang ditangkap visi itu,” ungkapnya.

Penegakan Hukum

Arahan kelima, Presiden mengingatkan agar jangan sampai pemerintah maupun Polri dipandang lemah terkait dengan penegakan hukum. Untuk itu, Presiden secara tegas meminta Kapolri agar memberantas judi daring serta jaringan narkoba sehingga bisa mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri yang menurun.

“Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, saat itu urusan judi online, bersihkan, sudah. Saya enggak usah bicara banyak. Saudara-saudara tahu semuanya, perintah ini tahu. Dan, penegakan hukum untuk yang berkaitan dengan narkoba. Ini yang akan nanti bisa mengangkat kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” tegasnya.

Di penghujung arahannya, Kepala Negara juga meminta jajaran Polri merancang komunikasi publik yang baik dan cepat dalam menghadapi sebuah isu atau peristiwa. Presiden kembali mengingatkan bahwa saat ini merupakan era media sosial dan peristiwa bisa tersebar dalam hitungan menit dan detik.

“Sekarang ini, sekali lagi, era social media, hitungannya detik, hitungannya menit, sudah bukan hari lagi. Begitu ada sebuah peristiwa kecil dan Saudara-saudara menganggap ini kecil, sehingga tidak ditangani, dikomunikasikan dengan baik, dengan kecepatan, membesar menjadi sulit untuk kemudian diselesaikan lagi,” tandasnya.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!