NASIONAL
Dipanggil Jokowi, Kapolri Janji Evaluasi Jajaran
Kapolri menyadari institusinya mengalami penurunan kepercayaan publik imbas sederet masalah.
AUTHOR / Wahyu Setiawan
KBR, Jakarta- Kapolri Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengevaluasi kinerja jajarannya yang menuai banyak sorotan. Komitmen ini disampaikan kapolri saat dipanggil Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, siang ini. Di hadapan presiden, kapolri menyadari institusinya mengalami penurunan kepercayaan publik imbas sederet masalah.
Sigit menyatakan siap melaksanakan arahan Presiden Jokowi, sebagai bagian dari evaluasi Korps Bhayangkara.
"Kami siap mengerahkan segala daya upaya sehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri, menjaga maruah Polri melalui program menuju Polri yang Presisi. Untuk melaksanakan tugas pokok Polri, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat serta penegakan hukum. Kami akan terus melakukan evaluasi dan perubahan internal sebagai bagian dari reformasi struktural, reformasi instrumental, dan utamanya reformasi kultural Polri dengan semangat dan sejalan arahan Bapak Presiden," kata Sigit di Istana Negara, Jumat, (14/10/2022).
Baca juga:
- Komnas HAM Konsisten Sebut Gas Air Mata Picu Kepanikan di Kanjuruhan
- IPW Soroti Rendahnya Profesionalisme Polisi di Tragedi Kanjuruhan
Kapolri juga berjanji akan berupaya maksimal menuntaskan masalah-masalah yang selama ini menjadi sorotan masyarakat. Sehingga bisa mengembalikan kepercayaan publik dan mewujudkan penegakan hukum berkeadilan.
"Polisi bukan sekadar profesi, tapi juga sebagai jalan untuk mengabdi. Dan kembalikan kepercayaan publik terhadap institusi Polri," tegasnya.
Dalam pertemuan itu, kapolri melaporkan ada lebih dari 550 jajarannya yang hadir menghadap presiden. Mulai dari tingkat kapolres, kapolda, hingga pejabat utama Mabes Polri. Adapun pengarahan yang disampaikan Presiden Jokowi terhadap jajaran Polri digelar secara tertutup.
Kepolisian belakangan ini mendapat sorotan dari masyarakat. Mulai dari kasus Ferdy Sambo, hingga soal Tragedi Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 132 orang. Dalam insiden itu, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke lapangan dan ke tribun penonton.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dalam laporan investigasinya menyampaikan, kematian massal di Kanjuruhan salah satunya disebabkan oleh gas air mata.
Editor: Sindu
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!