indeks
Puluhan Ribu Desa Belum Ada PAUD, Solusi?

sekitar 23 ribu desa di seluruh Indonesia belum memiliki PAUD.

Penulis: Hoirunnisa

Editor: Muthia Kusuma

Google News
PAUD
Siswa PAUD melewati sejumlah kotak berisi alat peraga edukatif di Gambir, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (FOTO: ANTARA/Aditya Nugroho)

KBR, Jakarta- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengakui masih ada kesenjangan akses pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini di Kementerian Pendidikan, Komalasari mengungkapkan sekitar 23 ribu desa di seluruh Indonesia belum memiliki PAUD.

"Kita masih membuat beberapa opsi strateginya, tentu dengan beberapa perhitungan. Tapi tentunya masih ada 23 ribu desa kita yang belum memiliki PAUD. Tentunya ada beberapa opsi apakah kita akan membangun PAUD ditempat yang tidak ada PAUDnya, dan ada anak usia dini. Dan kita mengoptimalkan PAUD yang sudah ada. Dan juga kita bisa merencanakan PAUD, SD satu atap ditetapkan beberapa opsi yang akan di-exercise kembali," ujar Komalasari kepada wartawan, Kamis (19/12/2024).

Baca juga:

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting dalam membangun fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik.

Abdul Mu'ti menyebut anak yang menempuh PAUD dinilai dapat terbangun mental, intelektual dan sosial agar bisa sukses di jenjang berikutnya. Menurutnya, hal tersebut menjadi alasan pemberlakukan program wajib belajar 13 tahun.

"Wajib belajar 13 tahun itu merupakan arah kebijakan yang sangat penting untuk membangun generasi Indonesia yang hebat, generasi Indonesia yang kuat. Kita semua mengakui dan menyadari arti pentingnya pendidikan dasar, pendidikan prasekolah dasar, dan pendidikan saat di dalam kandungan," ujar Abdul Mu'ti dalam sambutannya peluncuran risalah kebijakan PAUD HI di Asia Tenggara, Kamis (19/12/2024).

Baca juga:

PAUD
pendidikan
Kemendikdasmen
SD
desa

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...