NASIONAL

Perubahan Harga Beras selama 10 Tahun Jokowi Memimpin

Di bulan yang sama ketika Jokowi-Kalla dilantik, rata-rata harga beras di tingkat perdagangan besar (grosir) adalah Rp9.780,91 per kilogram.

AUTHOR / Astri Septiani, Wahyu Setiawan, Sindu

EDITOR / Sindu

Perubahan Harga Beras selama 10 Tahun Jokowi Memimpin
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan cadangan pangan pemerintah di Kompleks Pergudangan Bukit Tunggal, Palangkaraya, Kalteng, Rabu, (26/6). Foto: Setpres/Kris

KBR, Jakarta- Harga beras selama hampir 10 tahun Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memimpin terus berubah, dan cenderung naik. Jokowi saat ini menjabat hampir dua periode, dan akan purna jabatan 20 Oktober 2024. Ia dilantik pertama kali pada 20 Oktober 2014, bersama wakilnya saat itu, Jusuf Kalla.

Di bulan yang sama ketika Jokowi-Kalla dilantik, rata-rata harga beras di tingkat perdagangan besar (grosir) adalah Rp9.780,91 per kilogram. Data ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada 2015, rata-rata harga beras di tingkat grosir kala itu berada di angka Rp10.612 (Jan)-Rp11.465 (Des). Di tahun berikutnya, harga beras di tingkat yang sama ada di rentang Rp11.417 (Mei)-Rp11.729 (Feb) per kilogram.

2017, rata-rata harga beras di tingkat perdagangan besar (grosir) secara tahunan ialah Rp11.534 per kilogram. Pada 2018, harga beras secara tahunan meningkat menjadi Rp12.054 per kilogram. 2019 atau menjelang berakhirnya periode pertama Jokowi-Kalla, rata-rata harga beras di tingkat grosir secara tahunan Rp12.091 per kilogram.

Periode Dua

Pada Pemilu 2019, Jokowi maju bersama Maruf Amin. Ia diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), PKB, dan beberapa partai lain. Jokowi-Amin menang mengalahkan rivalnya saat itu, Prabowo-Sandiaga Uno.

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin dilantik dalam Sidang Paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019. Keduanya dilantik untuk masa jabatan periode 2019-2024. Di bulan yang sama saat pelantikan, rata-rata harga beras di tingkat grosir, menurut data BPS, Rp12.108,00.

Pada 2020, harga beras di tingkat yang sama secara tahunan Rp12.260 per kilogram. Di 2021, harga beras sempat turun, Rp10.395 secara tahunan. Pun demikian di 2022, rata-rata harga beras secara tahunan Rp10.656 per kilogram. Di tahun itu, harga beras sempat tembus Rp11.012-11.363 (Nov-Des).

2023, rata-rata harga beras di tingkat grosir di rentang Rp11.647 (Jan)-Rp13.458 (Des). Secara tahunan harganya Rp12.465 per kilogram. Menjelang akhir jabatan jabatan Jokowi-Amin, harga beras stabil di atas Rp13 ribu, bahkan mencapai Rp14.528 di Maret 2024.

red
Presiden Jokowi tengah meninjau Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024. Foto: BPMI Setpres

Naik 15 Persen

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut kenaikan harga beras harus menjadi perhatian penting. Deputi bidang Keamanan Pangan di Bapanas Andriko Noto Susanto mengatakan, harga beras untuk berbagai jenis mengalami kenaikan di beberapa daerah. Situasi itu disampaikan Andriko saat rapat pengendalian inflasi daerah.

"Ini yang masih kami potret perlu kita intervensi segera yakni beras. Jadi beras premium di zona 3 itu kenaikannya 15,2 persen di atas HET, kemudian beras medium di zona 3 dan 2, kemudian beras premium di zona 2. Ini bahkan untuk beras premium di zona 1 per tanggal 9 Juni 2024 ini untuk wilayah DKI Jakarta dan juga beras medium di zona 1 ini harganya relatif tinggi," kata Andriko, Senin, (10/6/2024).

Deputi bidang Keamanan Pangan di Bapanas Andriko Noto Susanto menambahkan, penyaluran beras SPHP terus ditingkatkan untuk mengendalikan harga di pasaran. Dia mengeklaim penyaluran beras SPHP mencapai 62 persen dari target tahun ini.

Menyalahkan Iklim

Iklim jadi sasaran penyebab menurunnya produksi beras nasional. Presiden Indonesia Joko Widodo mengeklaim, saat ini semua negara terdampak gelombang panas dan kekeringan panjang. Karena itu, semua negara mengalami penurunan produksi beras.

"Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Nah, negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi," kata Jokowi saat meninjau langsung pelaksanaan bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian (pompanisasi) di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu, (26/06/24).

Presiden menjelaskan, pada masa awal pompanisasi akan ada 20 ribu unit pompa didistribusikan, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit.

Jokowi mengeklaim, keberadaan pompa sudah mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan frekuensi panen.

"Ya, yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," tambahnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!