NASIONAL

Penguasa Ingin Rebut Partai, Aktivis: Lawan

"Saya pikir politik ini tidak sehat dilakukan saat dia berkuasa saat dia mempunyai alat-alat kekuasaan yang bisa menekan partai-partai politik."

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Rony Sitanggang

HAM Berat
Presiden Jokowi menyalami Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat Penganugerahan Tanda Kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/08/24). (Antara)

KBR, Jakarta- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga eks-Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Hariyanto menyebut, upaya "kudeta" partai politik yang dilakukan oleh penguasa saat ini juga terjadi pada orde baru. Petrus mengatakan, hal tersebut adalah bentuk upaya memperlemah dan bahkan menguasai sepenuhnya parpol untuk menjadi kendaraan politik penguasa. 

Kata dia, saat ini Indonesia memasuki era negara otoriter baru.

"Saya pikir politik ini tidak sehat dilakukan saat dia berkuasa saat dia mempunyai alat-alat kekuasaan yang bisa menekan partai-partai politik. Kita sebenarnya sudah memasuki era yang kami sebut negara otoriter baru. Negara di mana dia justru membunuh demokrasi dia lakukan dengan cara-cara baru lebih halus lebih soft," kata Petrus kepada KBR, Kamis (15/8/2024).

Petrus mengatakan, apa yang dilakukan Jokowi telah merusak tatanan demokrasi, sebab partai merupakan pilar demokrasi. Petrus menambahkan, saat ini Jokowi juga sedang membangun kekuasaan dan politik dinasti dengan menyebar anak-anaknya untuk menguasai partai.

Petrus mendesak parpol untuk melawan, jika benar ada isu upaya "kudeta" dari penguasa.

"Saya pikir harus dilakukan,karena itu bagian upaya-upaya terus tanpa lelah, komponen-komponen demokrasi untuk tetap menegakkan apa yang sudah dicapai dalam reformasi. Bahwa bangsa ini harus memasuki sistem demokrasi tidak boleh kembali ke sistem otoriter dalam bentuk apapun," kata dia.

Baca juga:

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto,  mundur dari posisinya pada Sabtu (10/08/24). Pengunduran diri Airlangga diduga karena intervensi istana.

Tak lama kemudian, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga mengatakan ada pihak yang ingin merebut partainya. Mega lantas menyatakan batal pensiun menjadi ketua umum karena hal itu

Sementara itu, Ketua Umum relawan Projo Budi Arie Setiadi menepis tuduhan tersebut. Dia mengeklaim Jokowi hingga saat ini tidak pernah ingin menduduki kursi ketua umum PDIP.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!