NASIONAL

Pengamat IPB Yakin Harga Beras Segera Turun Secara Alamiah, Ini Alasannya

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa yakin harga beras akan kembali stabil dan turun secara alamiah dalam beberapa waktu ke depan.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Pengamat IPB Yakin Harga Beras Segera Turun Secara Alamiah, Ini Alasannya
Antrean warga membeli beras di Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (29/2/2024). (Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

KBR, Jakarta - Pengamat pertanian sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa yakin harga beras akan kembali stabil dan turun secara alamiah dalam beberapa waktu ke depan.

Dwi Andreas mengatakan saat ini harga gabah di tingkat petani sudah mulai turun rata-rata Rp100 tiap harinya.

"Per kemarin itu harga gabah sudah drop ke Rp7.100 bahkan ada yang sebagian sudah di bawah Rp7.000. Nah saya hanya melihat itu, saya sudah tidak lagi memandang terkait dengan upaya pemerintah, ini alamiah saja. Ini yang terjadi di jaringan tani, dan ini nanti akan tertransmisi ke harga beras di konsumen. Sehingga untuk itu kenapa saya pastikan dalam beberapa hari mendatang ini harga beras di konsumen akan stabil, dan nanti sekitar mulai pertengahan Maret itu akan turun," kata Andreas kepada KBR, Kamis (29/2/2024).

Dwi Andreas mengatakan, sebenarnya harga beras mulai stabil di angka Rp14.000-an sejak Oktober tahun lalu.

Namun terjadi anomali harga di Januari-Februari tahun ini yang menyebabkan harga beras menyentuh lebih dari Rp15.000 per kilogramnya.

Hal ini kata Andreas, setidaknya disebabkan oleh tiga faktor, yakni kondisi psikologis pasar, terlambatnya pemerintah mengintervensi pasar dan mundurnya musim panen raya.

"Kalau kita lihat data Bulog dalam 3 minggu terakhir ini, beras bulog yang kalau saya data dari cadangan Bulog saja itu dari 1,5 (juta ton), 1,488 itu kira-kira sekitar 3 minggu yang lalu. Saat ini sekitar 1,37 juta ton, dan ini belum kita hitung yang masuk lagi. Jadi itu berarti hanya sekitar 100 ribu lebih saja yang untuk intervensi pasar di 3 minggu terakhir ini, dan itu masih sangat kurang. Kalau yang ketiga, memang terkait dengan mundurnya musim panen raya dan perhitungan saya mundur sekitar 2 sampai 3 dasarian," kata dia.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!