NASIONAL

Pemilu 2024, Pemkot Bogor Ancam Beri Sanksi ASN Tak Netral

"Jadi tidak ada keraguan bagi kami. Kita yakini bahwa ada sanksi yang cukup berat nantinya. "

AUTHOR / Shafira Aurel

Netralitas ASN pada Pemilu 2024
Ilustrasi: Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat. (Pemkot Bogor)

KBR, Jakarta- Wakil Wali Kota Bogor, Jawa Barat Dedie Abdu Rachim menyebut akan memberikan sanksi yang berat bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terlibat dalam pada Pemilu dan Pilkada 2024. Ia mengatakan pihaknya berkomitmen penuh untuk mengikuti arah Presiden Joko Widodo yang meminta anggota ASN menjaga netralitasnya dalam perhelatan pesta demokrasi kedepan.

Kata dia, Pemkot Bogor telah memberikan sosialisasi secara intensif untuk mencegah keterlibatan ASN di dunia politik jelang pemilu. Pihaknya juga akan memperketat pengawasan, hingga di ranah sosial media para pegawai.

"Tentu PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang ada di lingkungan pemerintah daerah bahwa siap melaksanakan dan menjalankan arahan presiden. Jadi tidak ada keraguan bagi kami. Kita yakini bahwa ada sanksi yang cukup berat nantinya. Dan itu melekat apabila seseorang melanggar, atau kemudian masuk di dalam situasi yang kemudian nanti akibatnya merugikan diri mereka sendiri," ujar Dedie, kepada KBR, Senin (30/10/2023).

Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim meminta seluruh jajaran dan para Aparatur Sipil Negara (ASN) berpegang teguh untuk menjaga netralitasnya di Pemilu 2024.

Baca juga:

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkapkan pelanggaran netralitas terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pemilu dan Pilkada 2024 masih berpotensi tinggi.

Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengatakan hal ini dapat terjadi lantaran masih lemahnya pengawasan terhadap para ASN.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!