NASIONAL

Pemerintah Mau Impor Beras 5 Juta Ton di 2024, Pakar: Masuk Akal Enggak?

"Lalu kepentingan apa di balik itu semua? Ini yang pertanyaan besar yang perlu kita tanyakan."

AUTHOR / Astri Yuanasari, Resky Novianto

Pemerintah Mau Impor Beras 5 Juta Ton di 2024, Pakar: Masuk Akal Enggak?
Pekerja membersihkan beras dari kotoran di salah satu toko Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (12/10/2023). ANTARA/Donny Aditra

KBR, Jakarta - Pakar pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mempertanyakan rencana pemerintah yang mau mengimpor 5 juta ton beras di tahun depan. Menurut Andreas, kebijakan impor dengan alasan produksi beras dalam negeri menurun tidak sesuai dengan data yang diterbitkan oleh pemerintah sendiri.

Andreas menuding pemerintah tidak paham tentang kondisi perberasan dalam negeri.

"Saya menggunakan data resmi dari BPS yang sudah dikeluarkan prognosis produksi tahun 2023, ini kan hanya turun 0,65 juta ton produksi, impornya 3,5 juta ton. Bisa dibayangkan masuk akal apa enggak? Lalu kepentingan apa di balik itu semua? Ini yang pertanyaan besar yang perlu kita tanyakan. Turun produksi 0,65 juta ton, (kenapa) impor 3,5 juta ton," kata Andreas kepada KBR, Kamis (16/11/2023).

Andreas mengatakan, jika impor terus berlangsung hingga tahun depan, akan berdampak buruk bagi kelangsungan kesejahteraan petani Indonesia.

"Itu sudah kelebihan sedemikian besar dan pasti dampaknya akan sangat buruk terhadap harga gabah maupun beras di panen raya mendatang, itu akan jatuh lagi," ujarnya.

"Dan petani itu sudah tiga tahun berturut-turut rugi bertanam padi. Untuk itu mengapa saat La Nina kemarin produksi kita sama sekali enggak naik, tiga tahun berturut-turut La Nina tiga tahun enggak naik sama sekali produksi kita. Jadi itu karena apa, karena petani mulai males menanam padi, ini yang bahaya," kata Andreas.

Baca juga:

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah berpeluang mengimpor 5 juta ton beras di tahun depan. Impor dilakukan untuk mengantisipasi tantangan yang makin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.

"Produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat ancaman El Nino dan dari sebelumnya 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023. Kondisi ini memaksa kami impor beras sebanyak 3,5 juta ton untuk cadangan pangan pemerintah. Kondisi ini tentunya berbahaya bagi ketahanan pangan dan ketahanan negara kita," kata Amran saat Rapat Kerja di Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (13/11/2023).

Amran menambahkan, impor beras 3,5 juta ton di 2023 dilakukan demi menjaga stabilisasi harga dan pasokan beras jelang akhir tahun dan pesta demokrasi menjelang Pemilu 2023.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!