NASIONAL

Pemerintah Diminta Evaluasi Total Penyelenggaraan Haji 2023

"Belum adanya emergency planning pada saat terjadi persoalan, karena semuanya menganggap ini prosesi yang sudah biasa dan rutin sehingga tidak menyiapkan plan A, B, C tapi hanya plan A saja."

AUTHOR / Hoirunnisa

Pelayanan ibadah haji 2023 buruk
Jamaah calon haji saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jabar, Selasa (23/5/23). (Antara/Fakhri Hermansyah)

KBR, Jakarta - Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) menilai pemerintah belum memiliki koordinasi yang antisipatif dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

Ketua Umum Pengurus Pusat IPHI, Ismed Hasan Putro mengatakan pemerintah semestinya bisa memetakan potensi-potensi terburuk di waktu puncak penyelenggaraan haji. Menurutnya, banyak kendala yang dialami saat jemaah sedang berada di Arafah, Mina, dan Muzdalifah.

"Belum adanya emergency planning pada saat terjadi persoalan, karena semuanya menganggap ini prosesi yang sudah biasa dan rutin sehingga tidak menyiapkan plan A, B, C tapi hanya plan A saja. Saat terjadi persoalan seperti sekarang itu menjadi gaduh," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IPHI Ismed Hasan Putro kepada KBR, Senin (3/7/2023).

Ismed Hasan Putro menambahkan, penyelenggaraan haji di 2022 dinilai lebih baik ketimbang tahun ini. IPHI, disebut Ismed, mendapat banyak pengaduan dari jemaah dan keluarga setiap harinya.

Ismed pun mendorong evaluasi total dan menyeluruh dari penyelenggaraan haji 2023 untuk meningkatkan serta memperbaiki pelayanan di tahun depan.

"Ini menjadi keprihatinan kita, ini sudah berlalu tapi ini harus jadi bahan evaluasi yang benar-benar jadi kebaikan kedepan, karena tamu Allah harus dimuliakan," tutur Ismed.

Baca juga:

- Kesiapan dan Peningkatan Layanan Haji 2023

- Jemaah Haji yang Wafat Bertambah Lima, Total 83 Orang

Sebelumnya, Tim Pengawas Haji DPR menemukan sejumlah catatan terkait pelaksanaan haji 2023. Hal pertama yang dikritisi adalah mashariq atau penyedia layanan haji dari Arab Saudi.

Timwas Haji DPR menilai layanan mashariq tidak memenuhi komitmen selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Terutama soal kapasitas tenda dan kamar mandi, hingga distribusi asupan makanan bagi jemaah haji saat di Mina yang sering terlambat.

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!