NASIONAL

Pemerintah Didesak Bentuk Lembaga Pelindung Kejahatan Siber

Tahun lalu, skor indeks keamanan siber Indonesia 38 poin dari 100. Indeks ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ketiga terendah di antara negara-negara G20.

AUTHOR / Ellika Falah Putri

Pemerintah Didesak Bentuk Lembaga Pelindung Kejahatan Siber
Ilustrasi. (Foto: Anete Lusina/Pexels.com)

KBR, Jakarta- Situs kementerian dan lembaga negara di Indonesia menjadi yang paling banyak mengalami serangan kejahatan siber. Tahun lalu misalnya, menurut Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja, sedikitnya sepuluh situs kementerian dan lembaga negara yang diduga diretas oleh haker asal Tiongkok.

Ardi mendesak pemerintah membentuk lembaga yang mampu melindungi infrastruktur vital nasional dari serangan kejahatan siber.

"Dan Indonesia dikenal sebagai tempat yang subur untuk mengembangkan, dan melakukan tindakan-tindakan kejahatan yang baru. Ya karena apa, kembali lagi, kita hanya konsumen, bahan empuk untuk mereka-mereka yang melakukan tindak kejahatan yang kita gak sadar bahwa itu adalah kejahatan," kata Ardi Sutedja, dalam Talkshow Kepedulian Bhayangkari Akan Kejahatan Ruang Siber dan Bijak Dalam Menggunakan Media Sosial, pada Youtube Bhayangkari, Senin, (28/8/2023).

Ardi Sutedja juga mengutip hasil riset Indeks Keamanan Siber Nasional (NCSI). Riset itu menyimpulkan, tahun lalu, skor indeks keamanan siber Indonesia 38 poin dari 100. Indeks ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ketiga terendah di antara negara-negara G20. Sedangkan secara global, Indonesia menduduki peringkat ke-83 dari 160 negara di daftar NCSI tersebut.

Baca juga:

- Angkatan Siber, Lemhanas: 9 Tahun Lagi

- BSSN: Ada 800 Juta Serangan Siber Tahun Ini

Sebelumnnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia mengalami 2.200 serangan siber anomali tiap satu menit pada 2023. Sementara pada tahun lalu, serangan siber anomali yang terdeteksi mencapai 1,2 miliar. Jumlahnya kian meningkat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yaitu 400 juta per tahun.

"Indonesia mengalami 2.200 serangan siber. Hal-hal seperti itu, anomali-anomali seperti itu, itu 2.200 per menit di Indonesia," kata Andi dalam Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!