NASIONAL

PDIP Bakal Tetap Mengkritisi Kebijakan Pemerintahan Mendatang

PDIP juga akan mencermati terlebih dahulu terkait ajakan untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.

AUTHOR / Shafira Aurel

PDIP Bakal Tetap Mengkritisi Kebijakan Pemerintahan Mendatang
Ilustrasi lambang Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Politikus sekaligus Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Putra Nababan menyebut partainya akan tetap mengkritisi segala kebijakan pemerintahan ke depan.

Namun, ia tak secara tegas menyatakan apakah PDIP akan bergabung atau tidak dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Prabowo-Gibran.

Kata dia, saat ini PDIP fokus mengawal gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan PHPU tersebut sudah didaftarkan Sabtu, 23 Maret 2024.

"Oh, iya, tentunya dong. Artinya pilihan PDI Perjuangan untuk tetap mengkritisi pemerintah, mengkritisi dan juga mengawasi pemerintah itu adalah pilihan perjuangan kita, dan itu tidak akan berubah," ujar Putra kepada KBR, Senin, (25/3).

Putra Nababan mengatakan PDIP juga akan mencermati terlebih dahulu terkait ajakan untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.

Sebelumnya, Prabowo Subianto akan mengajak semua pihak untuk bersatu dalam pemerintahan ke depan. Dia mengaku tidak sungkan mengajak lawan politiknya. Ia mengeklaim, langkah ini diambil untuk persatuan dan kesatuan membangun kemajuan bangsa.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasangan Prabowo-Gibran unggul di 36 provinsi dan meraih 95.876.820 suara dari total 38 provinsi di tanah air.

Sedangkan Anies-Muhaimin meraih perolehan suara terbesar di dua provinsi. Pasangan Anies-Muhaimin mendapatkan 40.846.616 suara dan pasangan Ganjar-Mahfud meraih 26.923.123 suara.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!