NASIONAL
Panglima TNI Siapkan Operasi Habema di Papua
"Implementasi strategi itu adalah pembentukan komando operasi Habema (harus berhasil maksimal)."
AUTHOR / Shafira Aurel
KBR, Jakarta– Panglima TNI Agus Subiyanto kembali menekankan penanganan konflik di Papua melalui metode Smart Power. Menurutnya metode ini merupakan cara yang tepat untuk dapat menangani masalah-masalah di bumi cendrawasih tersebut.
"Strategi yang saya perlakukan adalah smart power yang merupakan kombinasi dari soft power, hard power dan diplomasi militer. Implementasi strategi itu adalah pembentukan komando operasi Habema (harus berhasil maksimal). Untuk implementasinya diharapkan dapat mengintegrasikan pola operasi TNI dan Polri. Sehingga penanganan konflik di Papua dapat lebih efektif," ujar Agus, di Rapat Pimpinan TNI-Polri 2024, Rabu (28/2/2024).
Panglima TNI Agus Subiyanto menambahkan akan memperkuat kerjasama antara TNI-Polri untuk mempercepat konflik di Papua.
Baca juga:
- Wapres Bahas Pembebasan Kapten Philip Bersama PM Luxon
- Alasan TPNPB Menembak Pesawat Sipil di Yahukimo
Panglima TNI Agus Subiyanto menyebut perlu upaya khusus, pasalnya Papua memiliki karakteristik wilayah dan budaya tersendiri. Sehingga untuk menyelesaikan konflik harus memahami terlebih dahulu.
Sebelumnya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membeberkan alasan menembak pesawat sipil Wings Air ATR 72-600 PK-WJT, yang hendak mendarat di Bandara Nop Goliat Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu, 17 Februari 2024.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan, berdasarkan hasil intelijen, pesawat tersebut selalu mengangkut pasukan TNI-Polri serta logistiknya.
Selain penembakan pesawat di Yahukimo, TPNPB-OPM juga melakukan hal sama terhadap pesawat Asia One Air PK-LTF di Bandara Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua sekitar pukul 10:00 pagi pada Jumat, (16/2/2024).
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!