NASIONAL

Pakar: Pekan Imunisasi Polio Harus Sampai ke Desa

Syarat Indonesia bisa bebas polio adalah cakupan imunisasi mencapai lebih 95 persen.

AUTHOR / Raden Muhammad Rangga Sugeri

Pakar: Pekan Imunisasi Polio Harus Sampai ke Desa
Petugas meneteskan vaksin polio kepada seorang anak saat pelaksanaan Sub PIN Polio di Puskesmas Tambakrejo, Semarang, Senin (15/1/2024). ANTARA FOTO/Makna Zaeza

KBR, Jakarta – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mendorong Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio menyasar hingga anak-anak di pedesaan. Ketua Umum IAKMI Ede Surya Darmawan mengatakan kekebalan imunitas bisa tercapai jika cakupan imunisasi merata hingga ke desa.

"Vaksinasi ini, bagusnya mencakup bukan hanya di level nasional tetapi di level provinsi juga sudah bagus, kabupaten kota bahkan harusnya sudah ke tingkat desa. Vaksinasi itu harus merata sampai ke tingkat desa, sehingga harapannya terjadi herd immunity tercapai di level desa, dengan demikian akan mendapatkan perlindungan yang optimal," kata Ede Surya saat dihubungi KBR, Senin (15/1/2024).

Ede mengatakan sosialisasi di tingkat keluarga dan sekolah sangat penting untuk menyukseskan imunisasi polio. Kata dia, keluarga dan sekolah harus bisa menyampaikan manfaat imunisasi polio sedini mungkin.

Ede menyebut, masih banyak masyarakat yang beranggapan imunisasi akan membuat anak sakit. Selain itu, kurangnya vaksin polio di posyandu desa juga membuat cakupan imunisasi kurang merata.

Dia mengatakan, syarat Indonesia bisa bebas polio adalah cakupan imunisasi mencapai lebih 95 persen.

Pelaksanaan Sub PIN menyasar anak usia 0-7 bulan. Dimulai pada 15 Januari 2024, kemudian putaran kedua pada 19 Februari 2024.

Imunisasi polio digelar setelah ada temuan anak di Kabupaten Klaten terjangkit polio, baru-baru ini. Sub PIN Polio tahun 2024 ini berlangsung di daerah yang berstatus KLB yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman Yogyakarta.

Jenis vaksin yang akan digunakan pada Sub PIN Polio kali ini adalah vaksin generasi terbaru, yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!