NASIONAL

Menteri Desa Percepat Pembangunan 62 Daerah Tertinggal

Hingga Triwulan I tahun 2022, pencapaian Produk Domestik Bruto Nasional (PDBN) masih didominasi wilayah Jawa dan Sumatera dengan kontribusi mencapai 79,74 persen.

AUTHOR / Shafira Aurel

daerah tertinggal
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dalam suatu acara di Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/10/2022). (Foto: ANTARA/Rizal Hanafi)

KBR, Jakarta - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar akan memfokuskan percepatan pembangunan pada 62 kabupaten yang masih berstatus daerah tertinggal pada  2024.

"Sebanyak 62 kabupaten daerah tertinggal inilah yang harus kita tuntaskan hingga 2024. Tentu saja ini membutuhkan komitmen semua stakeholders, butuh kolaborasi lintas Kementerian lembaga perlu kerjasama dan pembagian tugas yang detail antar lintas sektor pelaku yang pasti harus fokus pada penyelesaian masalah penyebab ketertinggalan," ujar Abdul Halim saat menyampaikan sambutan dalam Penetapan Hari Percepatan Pembangunan, yang disiarkan di kanal Youtube KEMENDES PDTT, Kamis (17/11/2022).

Baca juga:

Abdul Halim mengatakan hingga Triwulan I tahun 2022, pencapaian Produk Domestik Bruto Nasional (PDBN) masih didominasi wilayah Jawa dan Sumatera dengan kontribusi mencapai 79,74 persen.

Sedangkan wilayah Kalimantan, sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara hanya menyumbang 20,26 persen terhadap PDB Indonesia.

Oleh karena itu, Abdul halim mengatakan proses percepatan pembangunan daerah harus disegerakan demi pengentasan daerah tertinggal.

Abdul Halim juga menyampaikan sejumlah isu utama dalam pembangunan daerah tertinggal.

"Mulai dari rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indeks komposit dari indeks daya beli, indeks pendidikan, dan indeks kesehatan, tingginya persentase penduduk miskin, persentase rendahnya ketersediaan infrastruktur atau jangkauan akses fasilitas publik," kata Abdul Halim.

Ia berharap seluruh pihak terkait dapat membantu proses percepatan pembangunan daerah pedesaan. Diharapkan, semua desa tidak ada lagi yang terbelakang dan pemerataan kesejahteraan dapat menyeluruh hingga ke pelosok Indonesia.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!