NASIONAL

KLHK: Tidak Ada Asap Melintasi Malaysia

kebakaran paling banyak justru terjadi di lahan milik perusahaan asing Malaysia, Singapura dan negara lainnya

AUTHOR / Ken Fitriani

karhutla
Ilustrasi: Karhutla di belakan permukiman warga Pontianak, Kalbar, Senin, (14/3/2022) (FOTO: Antara/Jessica Helena)

KBR, Jakarta- Pemerintah Indonesia membantah tudingan Malaysia yang menyebut kabut asap kebakaran memperburuk kualitas udara negeri jiran.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, Siti Nurbaya Bakar menyebut, kebakaran paling banyak justru terjadi di lahan milik perusahaan asing Malaysia, Singapura dan negara lainnya.

"Berdasarkan data nggak ada transboundary haze (asap lintas batas,red), jadi nggak bisa dikomplain ke Indonesia," katanya usai menghadiri Sidang Senat Dies Natalis ke 60 Fakultas Kehutanan UGM, Jum'at (20/10/2023).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, Siti Nurbaya Bakar mengeklaim kasus kebakaran lahan tahun ini jauh lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

"Tapi kalau luas kebakarannya, sekarang kan record-nya baru sekitar tujuh ribuan, pada tahun 2015, record hotspot-nya ya, sekarang tujuh ribuan, tahun 2015 itu 70 ribuan, terus 2019 kan panas juga, itu kira-kira 21 ribu," ungkapnya.

Pemerintah berkomitmen segera memadamkan titik api agar tidak meluas dengan berbagai strategi.

"Kita sudah lakukan yang bisa diantisipasi. Diantisipasi dengan teknik modifikasi cuaca, dengan pemadaman darat, waterbombing. Perlakuannya berbeda-beda," ucapnya.

Baca lagi:

Dikutip dari Reuters, Menteri KLHK Malaysia Nik Nazmi Nik Ahmad meminta pemerintah RI bertanggung jawab atas memburuknya kualitas udara akibat karhutla di Sumatera dan Kalimantan. Negeri Jiran itu menyebut, sebagian besar titik api berada di wilayah Indonesia.

Namun, Menteri KLHK Siti Nurbaya menegaskan dalam surat yang dilayangkan Malaysia bukan berisi protes kabut asap, melainkankan informasi bahwa kualitas udara di Malaysia tidak baik.

"Saya sudah baca isi suratnya. Isinya bukan komplain. Kemudian kalau ada kerja sama yang bisa dilakukan antara Indonesia dengan Malaysia, dia senang sekali bisa bantu," ujarnya.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!