NASIONAL

Karhutla di DIY Banyak Disebabkan Pembakaran Sampah

Ranting, daun-daun dibakar, sehingga merembet ke lahan yang lain.

AUTHOR / Ken Fitriani

Karhutla di DIY Banyak Disebabkan Pembakaran Sampah
Ilustrasi: Petugas patroli pencegahan Karhutla lakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, (2/10/2019). (Foto: ANTARA)

KBR, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagian besar disebabkan pembakaran sampah. Hingga Oktober 2023, tercatat ad 183 kejadian karhutla di DIY.

"Penyebab karhutla sebagian besar bersih-bersih di lahan. Ranting, daun-daun dibakar, sehingga merembet ke lahan yang lain. Memang (karhutla) karena membakar sampah," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto dalam konfrensi pers di Kantor BPBD DIY, Kamis (19/10/2023).

Ratusan karhutla itu paling banyak terjadi di Kabupaten Bantul dengan 53 kejadian. Disusul 51 kejadian di Kabupaten Sleman, 36 kejadian di Kabupaten Gunungkidul, 33 kejadian di Kabupaten Kulonprogo, dan 10 kejadian di Kota Yogyakarta.

"Sebagian besar karhutla terjadi pada September dan Oktober, " tandasnya.

Lilik meminta masyarakat lebih waspada terhadap hal-hal yang berpotensi memicu karhutla. Misalnya, tidak membakar sampah dikarenakan dapat memicu kebakaran.

"Jika terpaksa harus membakar sampah, sedapat mungkin ditinggal dalam keadaan mati atau tidak ada bara yang tertinggal," imbaunya.

Baca juga:

Lilik juga meminta masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar pohon, rumput, dan sejenisnya.

"Berikan jarak pada benda yang mudah terbakar apabila memasak dengan tungku kayu agar tidak ada perambatan api. Selain itu, jangan membuang puntung rokok sembarangan. Sebaiknya dimatikan dulu, kemudian dibuang di tempat yang sudah disediakan. Jika puntung rokok yang dibuang tersebut belum dalam keadaan mati, dapat menyebabkan kebakaran," pungkasnya.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!