NASIONAL

Kemenkeu Antisipasi Dampak Buruk Konflik Iran-Israel ke Rupiah

"Kemenkeu berharap eskalasi konflik Iran-Israel mereda, sehingga tidak mengganggu perdagangan dan sektor keuangan dunia."

Astri Septiani, Rangga Sugeri

Inflasi
Sejumlah warga mengantre menukarkan uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (17/4/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

KBR, Jakarta - Kementerian Keuangan mengantisipasi dampak buruk konflik Iran-Israel terhadap nilai tukar Rupiah. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, situasi konflik di Timur Tengah itu berpotensi memengaruhi perekonomian dalam negeri.

Dia berharap eskalasi konflik Iran-Israel mereda, sehingga tidak mengganggu perdagangan dan sektor keuangan dunia.

"Kita juga memperhatikan dampaknya ke kurs rupiah utamanya terhadap US Dolar. Kita memperhatikan hari-hari ini dengan sangat seksama. Pemerintah, kami di Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, LPS dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang memengaruhi kondisi ekonomi kita," kata Suahasil saat acara Rakor Pembangunan Pusat 2024, Kamis (18/04/24).

Suahasil menyebut ada beberapa variabel yang harus diwaspadai. Yakni pergerakan kurs, harga minyak, serta pergerakan suku bunga di tingkat dunia.

Nilai tukar rupiah terus tertekan ke level Rp16 ribu per dolar Amerika. Pada Jumat (19/4/2024), kurs rupiah dibuka melemah di level Rp16.257 per dolar AS.

Bisa Bertahan Lama

Ekonom senior Indef Tauhid Ahmad memperkirakan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika bakal terjadi hingga akhir bulan ini. Dia mengatakan situsasi tersebut bergantung pada tingkat suku bunga dan inflasi di Amerika.

"Saya kira ini mungkin ya sampai akhir bulan masih akan terjadi. Karena kita masih menunggu pengumuman inflasi dari Amerika di bulan Maret ini. Kalau (inflasi) Amerika turun, biasanya kita jadi happy. Tapi kalau (inflasi) Amerika naik lagi, ya sudah akan terus terjadi bahwa capital outflow akan juga terjadi dan Rupiah akan terus menderita begitu," kata Tauhid kepada KBR, Rabu (17/4/2024).

Tauhid menambahkan, pelemahan Rupiah juga dipengaruhi konflik geopolitik antara Iran dan Israel. Menurut dia, konflik dua negara itu berpotensi mengerek inflasi dan harga minyak dunia.

Baca juga: Konflik Timur Tengah, Airlangga Yakin Inflasi Tetap Terkendali

Editor: Wahyu S.

  • konflik
  • Iran-Israel
  • rupiah
  • Kemenkeu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!