NASIONAL

Kelaparan di Kabupaten Puncak, Menko PMK Usul Lumbung Pangan

"Kita akan membangun semacam lumbung pangan di Agandugume yang dekat bandara."

AUTHOR / Astri Yuanasari

Kelaparan Kabupaten Puncak, Papua Tengah
Bencana kelaparan, Menko PMK Muhadjir Effendy serahkan bantuan kepada perwakilan warga, Bandara Mozes Kilangin, Timika, Papua Tengah, Rabu (02/08/23). (PMK)

KBR, Jakarta–  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, akan mengusulkan pembangunan lumbung pangan di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Hal ini sebagai solusi jangka panjang untuk mengantisipasi potensi bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang terjadi di Papua Tengah.

Kata dia,  Distrik Agandugume adalah wilayah yang paling dekat dengan Bandara, sehingga penyaluran bantuan akan menjadi lebih mudah.

"Nanti akan kita usulkan kepada bapak Presiden akan kita bentuk kajian yang lebih cermat lagi. Tapi gambaran sementara itu kita akan membangun semacam lumbung pangan di Agandugume yang dekat bandara. Sehingga dengan begitu kita bisa mengantisipasi pada bulan-bulan sebelum bulan Mei kalau bisa sudah ada stok bahan makanan yang disuplai dari BNPB. Sehingga pada saat terjadi bencana yang sudah periodik ini nanti bisa otomatis bisa teratasi," kata Muhadjir dalam video yang diterima KBR, Kamis (3/8/2023).

Muhadjir menyebut, bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di Kabupaten Puncak, Papua Tengah merupakan fenomena tahunan yang biasa terjadi mulai Mei, Juni hingga Juli. Fenomena ini menurut Muhadjir ditandai dengan adanya hujan es disertai kabut es yang dapat menyebabkan tanaman dan umbi-umbian membusuk sehingga tidak layak konsumsi.

Di samping itu, udara kering juga membuat tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.

Data yang dihimpun, ada sebanyak 7.500 jiwa yang terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem, 

Berita terkait:

Sebelumnya Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Darwin Tobing, mengatakan pengiriman berbagai bantuan kepada masyarakat di dua distrik yang terdampak cuaca ekstrem terkendala faktor keamanan.  Darwin Tobing menjelaskan Pemda Puncak sejak awal sudah siap memberikan bantuan logistik untuk dua distrik tersebut, namun terkendala angkutan karena tidak ada perusahaan penerbangan yang mau melayani ke distrik tersebut.

Cuaca ekstrem yang mengakibatkan tanaman warga kering dan mati itu terjadi sejak Juni lalu dan Pemda Puncak sudah mengirimkan bantuan bahan makanan melalui Distrik Sinak yang kemudian mengangkutnya dengan berjalan kaki sekitar dua hari untuk mencapai Distrik Agandugume, kata Darwin Tobing kepada Antara, di Jayapura, Jumat (28/07).

Tercatat  sebanyak enam orang warga meninggal akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume. Terdapat 7 ribuan warga di dua distrik terdampak kemarau panjang sejak Mei. 

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!