NASIONAL

Jumlah Perpustakaan Sekolah di Indonesia Kurang

Dari 443 ribuan sekolah, hanya sekitar 199 ribuan yang memiliki perpustakaan.

AUTHOR / Hoirunnisa

Jumlah Perpustakaan Sekolah di Indonesia Kurang
Pelajar membaca buku di mobil perpustakaan keliling di SMK Telekomunikasi Telesandi di Tambun, Kabupaten Bekasi, Kamis (15/6/2023). ANTARA/ Fakhri Hermansyah

KBR, Jakarta - Sebagian kalangan akademisi menyebut jumlah perpustakaan sekolah di Indonesia kurang. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) per 18 Juni 2023, dari 443 ribuan sekolah, hanya sekitar 199 ribuan yang memiliki perpustakaan dengan 54 ribu tenaga pustakawan.

Hal ini disampaikan Kepala Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Yarsi, Ummi Azizah Rachmawati, saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi Pendidikan DPR, Selasa (20/6/2023).

"Dan ini juga dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Todd dan Kuhlthau bahwa perpustakaan sekolah yang dikelola secara profesional memberikan kontribusi 21 persen sampai dengan 29,5 persen terhadap prestasi belajar siswa. Kalau setiap sekolah seharusnya memiliki perpustakaan sekolah, karena itu bagian dari instrumen akreditasi sekolah, seharusnya di sini ada kekurangan kebutuhan pendirian perpustakaan sekolah sebanyak 244.342 ribu," kata Ummi Azizah.

Ummi Azizah mengatakan, minimnya jumlah perpustakaan sekolah menyebabkan rendahnya literasi peserta didik.

Padahal kata dia, mendirikan perpustakaan sekolah sesuai standar merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan.

Baca juga:

Masalah lain yang dihadapi kata dia, yaitu mayoritas pustakawan sekolah berpendidikan SMA. Di DKI Jakarta misalnya, dari 239 tenaga perpustakaan, mayoritas pendidikannya SMA.

"Bagaimana perpustakaan sekolah mau dikelola atau mau jadi sumber informasi atau sebagai pengembang literasi, kalau tingkat pendidikan TPS-nya (tenaga perpustakaan sekolah) mayoritas adalah SMA," ujar Ummi.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!