NASIONAL
JPPI Tolak Wacana Datangkan Guru Asing ke Sekolah Garuda
"Dan itu hanya bisa dinikmati oleh segelintir anak Indonesia yang di Sekolah Garuda. Bagaimana anak yang tidak bersekolah di Sekolah Garuda? Ini kan memperparah kesenjangan kualitas di Indonesia."

KBR, Jakarta- Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menolak rencana mendatangkan guru asing ke SMA Garuda. Menurut Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, langkah ini justru akan memperparah kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Ketika ini dipaksakan maka akan menjadi masalah baru. Karena kita punya problem serius tetapi pemerintah tidak berfikir bagaimana menyelesaikan problem ini, tetapi pengennya ada sesuatu yang instan yang bisa dibanggakan. Dan itu hanya bisa dinikmati oleh segelintir anak Indonesia yang di Sekolah Garuda. Bagaimana anak yang tidak bersekolah di Sekolah Garuda? Ini kan memperparah kesenjangan kualitas di Indonesia. Ini harus dipikirkan ulang, jangan sampai ini terjadi," tegas Ubaid, kepada KBR, Selasa (14/1/2025).
Menurut Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji mengatakan, fokus utama seharusnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya pada sekolah-sekolah tertentu.
Selain itu, Ubaid juga menyoroti masalah kesejahteraan guru di Indonesia.
"Kemarin juga masih ramai soal tunjangan kinerja yang nggak dibayarkan (kepada dosen). Guru-guru di sekolah banyak yang digaji Rp100 ribu sampai Rp300 ribu. Jadi masalah ini harus diselesaikan," kata Ubaid.
Ubaid khawatir, rencana ini akan semakin memperlebar kesenjangan antara guru dan sekolah. Sebab, menurutnya, kebijakan itu akan memicu kecemburuan sosial dan diskriminasi dalam dunia pendidikan.
Baca juga:
- Muhammadiyah Dukung Wacana Libur Sekolah Sebulan Penuh Selama Ramadan
- Sekolah Unggul Terintegrasi, JPPI: Mengulang Kesalahan Masa Lalu
Ubaid menyarankan agar pemerintah fokus pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara bertahap dan menyeluruh.
"Ada kecemburuan sosial, ada diskriminasi baru dalam dunia pendidikan yang korbannya peserta didik, guru yang ada juga tersingkir dan menjadi korban. Ini akan memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia," kata Ubaid.
Ubaid juga mengingatkan, langkah instan seperti mendatangkan guru asing tidak akan menyelesaikan masalah secara fundamental. Sebaliknya, mendatangkan guru asing justru dinilai bisa menjadi bumerang dan memperparah masalah yang sudah ada.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie mengatakan SMA Unggulan Garuda akan mendatangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di sekolah itu. Guru dari luar negeri itu akan memberikan wawasan untuk bisa menempuh pendidikan di universitas top dunia.
Meski begitu, Stella mengatakan mayoritas pengajar SMA Unggulan Garuda adalah guru nasional. SMA Unggulan Garuda ini juga akan menggunakan Kurikulum International Baccalaureate (IB).
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!