NASIONAL

Jokowi Minta Petani Percepat Masa Tanam

Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi mekanisasi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

AUTHOR / Astri Septiani, Heru Haetami

Jokowi Minta Petani Percepat Masa Tanam
Presiden Jokowi usai meninjau panen raya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3/2024). (Youtube Setpres)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta para petani mempercepat masa tanam usai panen raya. Kata dia, pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi mekanisasi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

"Ini oleh Pak Mentan didorong untuk mempercepat penanaman kembali, sehingga setelah dipanen langsung diolah tanahnya dengan traktor, dengan mesin-mesin yang mekanisasi yang lebih modern, dan ini akan mempercepat dimulainya penanaman kembali," kata Jokowi usai meninjau panen raya di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3/2024).

Jokowi mengatakan, hasil panen di Kabupaten Sigi menunjukkan hasil yang baik.

"Ya saya ingin melihat panen besar yang ada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dan hasilnya saya lihat bagus, per hektare bisa 6-6,2 ton per hektarenya, artinya baik," ucap Jokowi.

Bantuan Gagal Panen

Sebelumnya, Jokowi menyatakan bakal memberi bantuan gagal panen (puso) ke para petani. Bantuan telah diserahkan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

"Berarti akan menerima. Ini tadi kan ada yang dapat satu kelompok ada yang Rp200 juta, ada yang Rp180 juta, ada yang Rp120 juta. Semoga nanti segera diterima uang cash-nya, langsung dipakai tanam," ujar Jokowi di GOR Bung Karno, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).

Kepala negara mengeklaim telah memerintahkan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto untuk menyalurkan bantuan bagi petani yang mengalami gagal panen.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!