NASIONAL

Jokowi: Beras Mahal karena Masalah Distribusi

Stok beras diklaim cukup

AUTHOR / Heru Haetami

Jokowi: Beras Mahal karena Masalah Distribusi
Presiden Joko Widodo dan istrinya, Iriana usai menyalurkan hak pilihnya di TPS 10 Gambir, Jakarta, Rabu (14/2/2024). (Foto: KBR/Heru)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyatakan beras langka di pasaran karena ada masalah distribusi. Jokowi mengeklaim stok beras masih mencukupi, karenanya masyarakat tak perlu khawatir.

“Stok beras di Bulog masih cukup banyak, ini hanya masalah, misalnya, distribusinya terganggu karena banjir. Beras medium maupun premium juga di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya," kata Jokowi usai mencoblos di TPS 10 Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Sehari sebelumnya, Selasa (13/2/2024), Jokowi memanggil Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Usai pertemuan, kepada awak media, Amran mengatakan produksi beras bakal ditingkatkan untuk mengendalikan harga.

"Produksi mutlak kita tingkatkan kalau ingin menurunkan harga beras. Ini bukan hanya harga beras Indonesia saja, tetapi harga beras dunia," ujar Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Baca juga:

Bapanas Bantah Bantuan Pangan Penyebab Beras Langka

Pengamat: Produksi Beras Januari-Februari Tak Mencukupi

Amran bilang, sungai-sungai besar akan dimanfaatkan untuk mengairi sawah pada masa tanam.

"Seperti Bengawan Solo, Cimanuk dan lain-lain. Kita bisa pompa untuk menaikkan airnya ke sawah," katanya.

Kementan, kata dia, juga menyiapkan benih gratis untuk petani yang ingin memperluas areal produksi padi dan jagung.

"Kami siapkan 2 juta hektare untuk jagung, 2 juta hektar untuk benih padi," kata Amran

Amran juga memastikan distribusi pupuk tepat waktu.

Sebelumnya, Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyebut harga beras semakin tak jelas, karena pemerintah tak serius.

Ia menuding pemerintah tak pernah serius mengurusi beras, sehingga harganya terus melambung.

"Pemerintah tidak serius dalam pengelolaan perberasan sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini, sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur," kata Reynaldi, Senin (12/2/2024).

Editor: Ninik Yuniati

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!