NASIONAL

INDEF Minta Bawang Putih Jadi Komoditas Pangan Utama

Seharusnya pemerintah segera menetapkan bawang putih sebagai komoditas produk pangan utama. Penetapan ini akan memicu upaya stabilisasi harga bawang putih.

AUTHOR / Muhammad Rifandi Fahrezi

Bawang Putih
Ilustrasi. Pedagang menaruh bawang putih di lapak dagangannya. (Foto: ANTARA/Ampelsa)

KBR, Jakarta - Ketergantungan impor menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan harga bawang putih. Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad mengatakan, 90 persen bawang putih yang ada saat ini merupakan impor dan terutama berasal dari China.

“Kenapa kita tergantung impor? Karena produk lokal tidak mampu bersaing, karena secara produksi dengan kondisi geografis, kondisi alam, kualitas daripada bawang putih kita misalnya satu siung hanya menghasilkan beberapa biji bawang putih,” ujar Tauhid ketika dihubungi KBR, Kamis (20/7/2023).

Tauhid pun menyarankan, seharusnya pemerintah segera menetapkan bawang putih sebagai komoditas produk pangan utama. Penetapan ini akan memicu upaya stabilisasi harga bawang putih. Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan cadangan stok bawang putih. Stok harus dilepas ke pasar, saat harga bawang putih naik signifikan.

Baca juga:

- BPS: Empat Komoditas Ini Potensial Sumbang Inflasi Juli 2023

- Strategi Bapanas Mengendalikan Harga Pangan

Hari ini, situs hargapangan.id melaporkan, harga bawang putih tertinggi terjadi di Kota Gunung Sitoli, Nias, Sumatera Utara seharga Rp47.500 per kilogram. Harga terendah di Kota Padang Sidempuan, Tapanuli, Sumatera Utara seharga Rp36.000 per kilogram.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!