NASIONAL

Imparsial Sebut Pengadaan Alutsista Era Prabowo Tanpa Arah Perencanaan yang Jelas

Prabowo mengatakan alat perang bukan berdasarkan bekas atau tidak, namun pada usia pakai.

AUTHOR / Heru Haetami

Imparsial Sebut Pengadaan Alutsista Era Prabowo Tanpa Arah Perencanaan yang Jelas
Ilustrasi: Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat serah terima helikopter Airbus H225M di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jumat (1/12/2023). (Foto: ANTARA/Galih

KBR, Jakarta- LSM Imparsial menilai pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) era Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tanpa arah perencanaan yang jelas.

Peneliti Imparsial Hussein Ahmad menyebut, hal itu terlihat dari ketidakjelasan dalam rencana pembelian alutsista.

"Saya ambil contoh satu, kenapa itu saya katakan itu kacau balau. Indonesia punya kebutuhan untuk membeli kapal selevel Fregat. Dalam masa pemerintahan Pak Prabowo ketika di menhan, dia berencana membeli tiga sekaligus Fregat dengan merek yang berbeda-beda. Negara mana di dunia ini yang mau beli peralatan yang sama jenisnya tapi mereknya berbeda-beda? Enggak ada, kita doang yang begitu." kata Hussein dalam konferensi pers terkait Mengukur Kinerja Kementerian Pertahanan, Senin, (15/1/2024).

Peneliti Imparsial Hussein Ahmad juga menilai, Prabowo mengabaikan rancang bangun yang sudah ditetapkan seperti Minimal Essensial Forced (MEF) dan cetak biru atau blue print pertahanan negara.

"Ketika dia ditanya kenapa target MEF itu tidak tercapai? karena memang bukan tujuannya untuk mencapai MEF. Suka-suka dia," katanya.

Imparsial juga mencatat hal-hal yang mendukung kekacauan pengadaan alutsista antara lain, pembahasan tertutup di DPR, adanya pihak ketiga, pengadaan alutsista bekas. Lalu, minimnya komitmen kemandirian alutsista, hingga keberadaan humas Kemhan yang menjadi corong Prabowo.

Nilai Rendah

Sebelumnya, nilai rendah pertahanan negara era Jokowi juga disampaikan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

Skor itu disampaikan keduanya dalam Debat Pilpres 2024, dengan tema: Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik, di Istora Senayan, Minggu, 7 Januari 2024.

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memberi skor di bawah 5 untuk sektor pertahanan Indonesia. Anies menyoroti pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang berisko terhadap keselamatan prajurit.

"Kita lihat tadi alutsista yang bekas yang itu resikonya adalah keselamatan dari TNI kita. Mereka bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah republik ini, tetapi mereka tidak didukung dengan policy. Karena itu menurut saya skornya justru dibawah 5, kalau 5 itu ketinggian," kata Anies, Minggu, (7/1/2024).

Skor Lima

Sementara, Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberi skor 5 terkait pertahanan negara. Namun, ia tidak menyebut 5 dari skala berapa. Menurutnya, seluruh proses perencanaan terkait pertahanan harus dilakukan dengan matang.

"Ketika kemudian kita ingin membangun sistem pertahanan kita, maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta-ganti. Kita musti ajeg, mesti konsisten. Kedua, kita mesti mendengarkan betul-betul dari seluruh matra, maka seluruh proses perencanaannya harus bottom up," ucap Ganjar, Minggu (7/1/2024).

Ganjar Pranowo menyebut, anggaran pertahanan saat ini belum ideal lantaran Minimum Essential Force (MEF) belum tercapai. Menurut Ganjar, ekonomi wajib tumbuh 7 persen dan anggaran alutsista harus jadi investasi pertahanan, sehingga minimum essential force bisa tercapai.

Alasan Prabowo

Dalam kesempatan yang sama, Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkapkan alasan utama pembelian alutsista bekas.

Prabowo mengatakan alat perang bukan berdasarkan bekas atau tidak, namun pada usia pakai. Menurutnya, pembelian alutsista bekas dinilai lebih efektif.

"Bukan soal bekas dan tidak bekas, tapi usia pakai dan kemudahan. Jadi umpamanya pesawat Mirage 2000-5 yang ada di Qatar yang rencananya kita ingin akuisisi itu usia pakainya masih 15 tahun, Pak, dan teknologi ini mengarah kepada yang lebih canggih. Kita menuju ke yang canggih yang terbaru, tapi kalau kita beli baru datangnya, Pak, baru 3 tahun, dan operasionalnya itu baru 7 tahun, Pak. Nah, sementara 3-7 tahun ini kita perlu kemampuan itu maksudnya," ujar Prabowo, dalam Debat Capres 2024, Minggu, (7/1/2024).

Prabowo Subianto menambahkan dalam dunia pertahanan di negara manapun hampir 50 persen alutsista yang dimiliki adalah bekas, tetapi kualitas masih bagus dan usianya masih muda.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!