NASIONAL

Ikatan Pedagang Pasar Kritik Langkah Pemerintah Kendalikan Harga Pangan

"Ternyata pemerintah cuma pemadam kebakaran saja. Jika harga sudah berterbangan naik baru menggelar operasi pasar."

AUTHOR / Heru Haetami

harga pangan
Pedagang telur menunggu pembeli di kawasan Pasar Induk Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (19/3/2023). (Foto: ANTARA/Basri Marzuki)

KBR, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), mengungkapkan memasuki masa Ramadan sejumlah komoditas bahan pokok harga pangan mengalami kenaikan.

Beberapa bahan pokok itu yakni cabai, bawang merah, bawang putih, ayam, telur, minyak goreng, daging dan gula.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, mendorong pemerintah agar memastikan ketersediaan stok. Sebab memasuki masa Ramadan terjadi lonjakan permintaan.

Ia menilai langkah pemerintah selama ini menggelar operasi pasar mirip pemadam kebakaran.

“Permintaan yang tinggi harus diimbangi dengan supply. Tiap tahun selalu seperti ini sebenarnya. Polanya sama, kasusnya sama, namun balik lagi ternyata pemerintah cuma pemadam kebakaran saja. Jika harga sudah berterbangan naik baru menggelar operasi pasar. Operasi pasar yang sebelumnya juga hanya jangka pendek,” kata Reynaldi kepada KBR, Rabu (22/3/2023).

Baca juga:


Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan menuturkan, permintaan meningkat lantaran sudah masuk fase pertama Ramadan. Fase ini terjadi tiga hari jelang Ramadan dan menjadi puncak kenaikan harga.

“Akan naik terus jika ketersediaannya atau pasokannya minim,” katanya.

Reynaldi menambahkan, pada transisi fase pertama dan kedua biasanya akan terjadi penurunan. Namun akan melambung kembali di fase kedua yakni tiga hari menjelang IdulFitri.

“Ini akan ada permintaan tinggi, otomatis pemintaan akan naik,” katanya.

Pada fase ketiga, kata Reynaldi, alur distribusi akan terganggu lantaran ada aktivitas mudik di berbagi wilayah.

Untuk itu kata dia, yang mesti dilakukan pemerintah adalah memaksimalkan sentra produksi di dalam negeri, khusunya beberapa bahan pokok yang terpantau tinggi untuk dioptimalisasi.

Selain itu, meminta pemerintah memastikan dan menjamin ketersediaan pangan ini bisa tersalurkan dengan baik dan terdistribusi dengan baik di seluruh partai traditional di Indonesia.

“Seperti contoh begini, cabe merah dan cabe cabean yang ada di Jawa Timur surplus kemudian bisa disubsidi silang ke daerah-daerah yang konsumsinya tinggi. Kalau daerah itu surplus harus dibawa dengan ketetapan harga yang terjangkau oleh pedagang tentunya masyarakat juga masih bisa menjangkau bahan pokok dengan harga yang murah,” ujarnya.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!