NASIONAL

Stok Beras Terancam Defisit Hampir Sepanjang Tahun

"Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan Indonesia akan defisit beras selama sembilan bulan"

Muthia Kusuma Wardani

stok beras
Petani menjemur gabah hasil panen padi di Malang, Jawa Timur, Selasa (7/3/2023). (Foto: ANTARA/Irfan Sumanjaya)

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan harga beras masih tinggi meski memasuki panen raya akibat cuaca ekstrem. Sementara itu, Badan Pangan Nasional memperkirakan stok beras akan defisit selama 9 bulan. 

Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan meski proyeksi produksi padi meningkat, namun gabah yang dipanen akan berkualitas lebih rendah.

Dampaknya, penggiling akan menghadapi ongkos produksi lebih tinggi untuk mengeringkan gabah, sehingga mengerek harga jual ke konsumen. 

Cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir juga mengancam panen raya di sejumlah wilayah meliputi Sumbawa hingga Mojokerto.

“Selanjutnya jika kita rinci menurut kelompok pengeluaran ya penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Februari 2023 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas penyumbang inflasi secara month to month terbesar diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabe merah dan rokok putih,” ucap Pudji dalam konferensi pers daring, Rabu, (1/3/2023).

Pudji memerinci, komoditas beras memberikan andil terhadap inflasi secara tahunan sebesar 0,32 persen dan andil secara bulanan sebesar 0,08 persen.

Baca juga:

Defisit beras

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan Indonesia akan defisit beras selama sembilan bulan, yakni pada Januari, Mei hingga Desember. Sedangkan Februari, Maret dan April akan terjadi surplus beras.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono memperkirakan produksi beras pada 2023 mencapai 55 juta ton, dengan total defisit lebih 800 ribu ton.

Pemerintah berencana menyalurkan bantuan sosial berupa beras, telur, dan ayam, terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri. Tujuannya menekan inflasi dan angka kemiskinan. 

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bansos akan diberikan kepada masyarakat miskin, antara lain penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

"Dan juga kami mengingatkan bahwa bulan Maret saat ini akan ada survei terkait dengan kemiskinan, sehingga tentu diharapkan kita bisa menahan inflasi agar kemiskinan tidak meningkat. Nah bantuan sosial ini akan dilaksanakan di bulan Maret, April dan Mei. Kedua, optimalisasi operasi pasar dan pasar murah untuk komoditas pangan strategis dan di sini Kepala Badan Pangan tengah juga mempersiapkan beserta Bulog," ucap Airlangga dalam siaran daring, Minggu, (5/3/2023).

Kajian subsidi beras meliputi jumlah penerima hingga anggaran yang disiapkan pemerintah. Kementerian Keuangan mengatakan jumlah Keluarga Penerima Manfaat sebesar lebih 20 juta. Namun, ada data baru KPM sehingga akan ada perubahan.

Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) kenaikan harga beras terjadi lantaran Badan Urusan Logistik (Bulog) tak maksimal menyerap beras petani pada tahun lalu.

Ketua Ikappi, Abdullah Mansuri mengatakan harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kenaikan diperkirakan masih terus terjadi hingga masa panen raya pada Maret dan April 2023.

"Kesalahan Bulog ya impor yang diputuskan Bulog itu sesungguhnya hanya alternatif saja. Menurut kami agak sulit juga dipaksakan karena Bulog sendiri, menurut kami belum siap melakukan penguatan stok yang ada di lapangan” ucap Abdullah kepada KBR, Jumat, (03/02/2023).

Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri mendorong pemerintah menggandeng seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas harga beras. Terlebih, menjelang Ramadan yang kerap memicu peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas pangan strategis. Namun, tingginya harga beras menjadi salah satu penyebab menurunnya daya beli masyarakat.

Baca juga:

Terlambat impor

Berdasarkan analisis pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori, harga beras yang masih tinggi membuktikan lemahnya intervensi pemerintah. Sebab, stok beras domestik akhir tahun lalu tak cukup membanjiri pasar.

Selain itu, pemerintah juga terlambat mengimpor beras, sehingga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tidak cukup menekan lonjakan harga beras.

"Kenapa harga sekarang masih tinggi? sepertinya Bulog menekan operasi pasar. Kalau melihat data terakhir Desember 2022, akhir tahun. Stoknya itu hanya 326 ribu kalau tidak salah. Ini lagi-lagi stok terendah sepanjang sejarah," ucap Khudori kepada KBR, Selasa, (17/01/2023).

Pada kesempatan berbeda, pengamat ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Muhammad Andri mendorong pemerintah tidak bergantung dengan impor beras untuk menekan harga.

Sebab, impor beras merupakan solusi jangka pendek dan sangat merugikan petani. Impor juga tidak membuat Indonesia mempunyai ketahanan pangan.

Editor: Agus Luqman

  • harga beras
  • komoditas beras
  • Inflasi
  • BPS
  • Bapanas
  • defisit beras

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!