NASIONAL

Ikappi Desak Satgas Pangan Polri Telusuri Dugaan Mafia Beras

Kondisi sengkarut harga dan stok beras seperti saat ini, bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang mempermainkan harga.

AUTHOR / Heru Haetami

Mafia Beras
Dokumentasi. Toko beras di Pasar Batumerah, Ambon, Maluku. (Foto: John Soplanit/antaranews)

KBR, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta Satgas Pangan Polri berperan aktif menelusuri dan menindak tegas dugaan keberadaan mafia beras.

Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan, kondisi sengkarut harga dan stok beras seperti saat ini, bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang mempermainkan harga.

"Ya untuk mafia (beras) kita serahkan kepada pihak Kepolisian. Kan ada Satgas Pangan biar lebih mantap Satgas Pangan. Tapi situasi-situasi begini memang tidak menutup kemungkinan (terjadi) ya," kata Abdullah kepada KBR, Senin (11/9/2023).

Abdullah menduga, merosotnya produksi beras dalam negeri menjadi faktor utama harga beras mengalami kenaikan tinggi.

Selain itu, adanya harga beli gabah yang tinggi juga mempengaruhi harga jual beras. Harga tinggi itu ditawarkan oleh produsen beras swasta.

"Faktor yang menjadi penentu masalah adalah juga korporasi atau swasta otomatis dengan gambaran kondisi di lapangan begitu, mau tidak mau banyak juga pihak yang akhirnya langsung ke penggilingan untuk menyerap gabah atau beras petani ya. Cuma bagaimana menjaga agar pemerintah bisa menjaga ritmenya," katanya.

Penyebab Harga Beras Naik

Di lain pihak, Satgas Pangan Polri membeberkan sejumlah faktor penyebab harga beras di pasaran (masih) tinggi dan belum bisa dikendalikan.

Baca juga:

- Kenaikan Harga Beras Diprediksi Terjadi Hingga Akhir 2023

- Jokowi: Tidak Usah Khawatir, Stok Beras Aman

Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf mengatakan, beberapa faktor itu antara lain, kenaikan harga gabah di atas harga pokok produksi (HPP), dan perubahan perilaku petani yang menjual gabah kepada penggilingan besar dengan harga tinggi.

"Rata-rata Rp6.700 per kilogram sampai dengan Rp7.600 per kilogram. Kemudian yang digiling oleh penggilingan besar tersebut yaitu gabah dari para petani menggunakan mesin berteknologi tinggi yang kita indikasikan diproduksi menjadi beras premium. Sehingga produksi beras medium menurun stoknya," kata Helfi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (11/9/2023).

Helfi juga mengungkapkan, faktor lainnya yakni menurunnya jumlah produksi padi yang disebabkan adanya pendangkalan pada beberapa aliran irigasi ke area persawahan.

Lalu, ketersediaan pupuk bersubsidi yang didistribusikan terkadang jadwalnya tidak tepat waktu, atau tidak sesuai waktu tanam.

Selain itu, suplai untuk penggilingan kelas menengah hanya 50 persen rata-rata dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Sementara penggilingan kecil banyak yang tutup karena tidak mendapat pasokan gabah," ungkapnya.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!