NASIONAL

IHSG Merah Hampir 7 Persen, Ekonom Sebut Dampak Revisi UU TNI

"Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia, memperbesar konflik kepentingan dan celah korupsi," kata Bhima

AUTHOR / Wahyu Setiawan

EDITOR / Resky Novianto

Google News
ilustrasi
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Pasar saham memerah hingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5 persen.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya membekukan sementara perdagangan pada Selasa (18/3/2025) siang.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menduga IHSG anjlok tajam karena efek sentimen negatif dari pembahasan revisi Undang-Undang TNI. 

Revisi itu memicu penolakan dari berbagai pihak.

"Untuk sentimen hari ini tidak terlepas dari polemik revisi UU TNI berakibat sentimen negatif juga di market. Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia, memperbesar konflik kepentingan dan celah korupsi," kata Bhima kepada KBR, Selasa (18/3/2025).

Bhima mendesak DPR dan pemerintah membatalkan revisi UU TNI.

"Batalkan revisi UU TNI itu bisa redakan pasar sementara," ujarnya.

Baca juga:

Kebijakan Impulsif Prabowo Berujung Defisit Anggaran, FITRA: APBN Tidak Kuat

Jika pembahasan tetap dilanjutkan, Bhima khawatir akan menurunkan kepercayaan pasar dan berimbas buruk pada perekonomian dalam negeri. 

Apalagi, anjloknya pasar dalam negeri berbanding terbalik dengan sebagian besar indeks saham Asia yang hijau.

"Kalau dibiarkan capital outflow terus berlanjut, bisa menjadi indikasi menuju pada resesi ekonomi, ada kekhawatiran akumulasi faktor yang menurunkan performa ekonomi Indonesia mencapai puncaknya dalam waktu dekat," tutur Bhima.

"Kalau resesi terjadi, PHK massal, konflik sosial, bisa terjadi di berbagai daerah, imbuhnya.

Mengutip ANTARA, ada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/03), IHSG tercatat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08. 

Baca juga:

APBN Tekor: Belanja Jumbo Namun Penerimaan Pajak Seret?

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!