NASIONAL

IDI: Kasus Flu Singapura Melonjak, Tembus 5.000 Hingga Maret 2024

Virus ini menular melalui makanan, kotoran manusia, juga bisa melalui droplet saat batuk.

AUTHOR / Heru Haetami

Vaksinasi covid-19
Ilustrasi. Pasien anak penderita DBD menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/2/2024). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

KBR, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut kasus Flu Singapura tengah melonjak di tanah air. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Maret 2024 ada lebih 5 ribu pasien terinfeksi Flu Singapura.

Banten menjadi daerah dengan kasus tertinggi.

"Jadi pada minggu ke-11 2024 menurut humas dari Kementerian Kesehatan, sudah terdapat 5.461 orang yang terjangkit Flu Singapura di Indonesia. Dan ada 738 kasus di antaranya di Provinsi Banten dalam waktu tiga bulan ya Januari-Maret 2024. Ini juga laporan dari Dinas Kesehatan Banten," ujar Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Erlina Burhan kepada KBR, Minggu (31/3/2024).

Erlina memaparkan, Flu Singapura merupakan penyakit yang diakibatkan virus yang dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Virus ini umumnya menginfeksi anak berusia 10 tahun, tapi bisa juga menginfeksi orang dewasa.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu mengungkap, ada beberapa virus yang menyebabkan Flu Singapura. Yakni Coxsackievirus A16 yang merupakan penyebab paling umum, virus Coxsackievirus A6 penyebab dengan gejala berat, dan penyebab yang jarang ditemukan yaitu Enterovirus 71 (EV-A71).

"Virus akan menginfeksi melalui saluran napas atau pencernaan lewat kelenjar getah bening di kedua sistem tersebut. Kemudian virus menyebar di pembuluh darah dan menyerang organ spesifik seperti kulit dengan Flu Singapura, paru-paru dengan Pneumonia, otot dengan Miokarditis, jantung dengan Perikarditis, dan lain sebagainya," ujar Erlina.

Virus ini menular melalui makanan dan kotoran manusia. Selain itu, juga bisa melalui droplet saat batuk, bersin, bicara, kontak langsung dengan cairan, luka tubuh pasien, dan sanitasi yang buruk.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!