NASIONAL

Harga Masih Lebihi HET, Pedagang Sulit Jual Beras

"Jadi pun direlaksasi harga HETnya, kami pedagang masih agak sulit untuk menjualnya,”

AUTHOR / Rangga Sugeri

Pasar induk beras Cipinang
Ilustrasi: Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (13/03/24). (Antara/M Risyal Hidayat)

KBR, Jakarta-  Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebut harga beras yang masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) membuat para pedagang masih kesulitan dalam menjual beras. Sekretaris Jenderal IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan jika saat ini permintaan beras di pasar sedang tinggi walaupun harga beras relative turun tetapi harganya masih diatas HET sehingga penjual masih kesulitan dalam menjualnya.

“Upaya untuk menekan harga dan upaya untuk menahan gejolak harga beras dimasa-masa saat ini, masa-masa dimana permintaan sedang tinggi-tingginya di pasar dan kami melihat harga di pasar memang relatif turun rata-rata. Tapi turunnya harga beras ini masih kami anggap harganya masih diatas HET. Jadi pun direlaksasi harga HETnya, kami pedagang masih agak sulit untuk menjualnya,” kata Reynaldi Sarijowan kepada KBR, Rabu (13/3/2024).

Reynaldi menyebut jika harga beras premium saat ini masih tergolong tinggi yang sebelumnya berada dikisaran Rp13.900-Rp14.000 perkilo menjadi Rp15.500 – 16.000 perkilo. 

Dia bahkan menyebutkan harga beras premium di Indonesia timur sudah menyentuh Rp22.000 perkilo. Untuk beras medium dia menyebutkan terjadi penurunan harga saat ini yang berada dikisaran Rp 14.000-Rp14.500.

Dia juga mengatakan jika saat ini pemerintah mengklaim stok beras aman namun harga beras masih terus naik karena pemerintah masih melakukan importasi sehingga beras dipasar harganya masih tergolong mahal. IKAPPI mendorong Pemerintah untuk segera mendistribusikan beras kepada pasar-pasar tradisional maupun retail modern.

 Baca juga:

Sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi  menyebut,  sulit untuk menjadikan harga beras sesuai dengan HET. Penyebabnya harga beras naik karena harga gabah juga naik.

"Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret, itu memang kita di bawah tahun lalu. Ini penjelasan kenapa kita perlu mempersiapkan, nanti bukan dibilang penjelasan informasi ini, tapi Badan Pangan harus menyampaikan bahwa kita harus punya stok sebelumnya, supaya Bulog itu punya cadangan pangan di atas 1,2 juta ton," kata Arief saat rapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2024).


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!