NASIONAL

Harga Cabai Rawit Melonjak, Koperasi Warteg Putar Otak

Pemerintah harus menjaga para spekulan untuk tidak menaikan harga seenaknya.

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / R. Fadli

Harga Cabai Rawit Naik di 165 Kabupaten/Kota
Ilustrasi: Pedagang cabai di salah satu pasar tradisional di Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta - Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mendesak pemerintah segera mengatasi harga cabai rawit merah yang kian melambung tinggi. 

Ia menyebut kenaikan harga cabai yang hampir Rp70.000 per kilogram menjadi beban baru bagi para pedagang dan masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan cabai sudah menjadi kebutuhan pangan yang kerap dicari.

"Kita mengharapkan kepada pemerintah untuk penyesuaian terhadap distribusi. Sehingga distribusi para pemasok cabai ini bisa terkendali. Sehingga harga tidak berfluktuasi atau meningkat secara tajam. Yang kedua adalah pemerintah harus menjaga para spekulan untuk tidak menaikan harga seenaknya. Karena dengan harga seenaknya stabilitas harga cabai tidak ada terkendali,” ujar Mukroni kepada KBR Media, Senin (5/8/2024).

Mukroni juga meminta pemerintah mengawasi secara ketat harga cabai merah di pasaran.

Ia menduga ketidakadaanya pengawasan yang ketat membuka peluang oknum tertentu untuk menjual dengan harga semena-mena.

Lebih lanjut, Mukroni menambahkan untuk mengatasi kenaikan harga cabai yang mahal para penjual terpaksa berputar otak untuk mengakali dan mengurangi penggunaannya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat hingga pekan pertama Agustus ini, harga cabai rawit terus mengalami kenaikan. Harga cabai rawit naik hingga lebih dari 17 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini juga menyebut komoditas cabai rawit dan emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi pada Juli lalu. Cabai rawit menyumbang tingkat inflasi 14,28 persen, sedangkan emas perhiasan 1,21 persen.

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional per 5 Agustus 2024, rata-rata harga cabai rawit merah sebesar Rp68.690 per kilogram.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!