NASIONAL
Harga Beras Masih Tinggi, Begini Alasan Mendag
"Sekali lagi teorinya kan supply and demand. Panennya pindah waktu, pasti suplainya berkurang,"
AUTHOR / Astri Yuanasari
KBR, Jakarta- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan harga beras di tanah air. Namun Zulhas menyebut, saat ini harga beras masih tinggi, karena dipengaruhi masa tanam padi yang mundur, sehingga masa panen juga mundur.
Kata dia, hal ini menyebabkan produksi dalam negeri turun, sementara di seluruh dunia juga mengalami hal yang sama.
"Tentu solusi permanen sudah banyak yang dikerjakan, nggak cukup waktu saya kira untuk menjelaskan. Tapi sekali lagi teorinya kan supply and demand. Panennya pindah waktu, pasti suplainya berkurang, karena suplainya berkurang, kalau kita mintanya itu terus, maka harga akan naik," kata Zulkifli dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (13/3/2024).
Zulkifli mengatakan, harga beras di tingkat global saat ini juga tinggi, dan sulit mendapatkan beras dari negara lain.
"Waktu saya baru jadi menteri itu harganya 460 dollar per ton, sekarang sudah hampir 700 pak. Itu juga dapatnya tidak mudah, karena berbagai negara juga melarang karena produksinya turun," imbuhnya.
Meski begitu, Zulhas memastikan, harga beras saat ini sudah tidak akan naik, dan mulai turun meskipun tidak signifikan.
"Harga beras dalam negeri sudah tidak naik, turun relatif, karena masih kecil turunnya, antara Rp50, Rp100 ya, tapi sudah mulai karena produksi sudah mulai ada, bulan Maret ini kan sudah mulai panen, tapi panennya belum panen raya. Panen raya itu bulan depan sampai bulan Mei," imbuhnya.
Baca juga:
Sebelumnya di tempat terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut, sulit untuk menjadikan harga beras sesuai dengan HET. Penyebabnya harga beras naik karena harga gabah juga naik.
"Kalau kita lihat Januari, Februari, Maret, itu memang kita di bawah tahun lalu. Ini penjelasan kenapa kita perlu mempersiapkan, nanti bukan dibilang penjelasan informasi ini, tapi Badan Pangan harus menyampaikan bahwa kita harus punya stok sebelumnya, supaya Bulog itu punya cadangan pangan di atas 1,2 juta ton," kata Arief saat rapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2024).
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!