NASIONAL
Ekonom: Bansos Jorjoran Turut Sebabkan Beras Langka
Ekonom menilai meroketnya harga beras dan kian langkanya stok beras di masyarakat disebabkan pemerintah melakukan jor-joran bantuan sosial (bansos).
AUTHOR / Hoirunnisa
KBR, Jakarta - Ekonom menilai meroketnya harga beras dan kian langkanya stok beras di masyarakat disebabkan pemerintah melakukan jor-joran bantuan sosial (bansos).
Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menyebut permintaan beras sangat tinggi pada sama masa pemilu. Hal ini turut memengaruhi cadangan beras pemerintah.
"Dari pemerintah juga menggelontarkan beras yang sangat banyak, yang sangat aktraktif. Dan itu mempengaruhi cadangan beras pemerintah di sisi lain. Saya rasa tidak hanya dari pemerintah, juga dari kalangan partai politik yang nyalon. Sumbangan-sumbangan kepada pemilih. Jadi dampak-dampak ini juga yang harus kita lihat, karena ini bisa menjadi faktor," kata Eko kepada KBR, Minggu (18/2/2024).
Eko Listiyanto menjelaskan faktor lain dari tingginya harga beras adalah karena ongkos produksi yang mahal.
Dengan mahalnya ongkos produksi itu, petani tidak mungkin menjual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ada saat ini.
Dalam upaya menstabilkan harga, menurut Eko, pemerintah akhirnya giat melakukan intervensi melalui cadangan beras yang dimiliki pemerintah.
Pantauan dari data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Minggu 18 Februari 2024 pukul 20.13 WIB, beras premium pada panel pedagang eceran ada di harga Rp16.020 per kg, sedangkan untuk beras medium Rp13.990 per kg.
Baca juga:
- Jokowi: Bantuan Pangan Beras Lanjut Sampai Juni 2024
- Salah Satu Faktor Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Beras Versi Kementan
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!