NASIONAL

Deteksi Cacar Monyet, Kemenkes Siapkan Dua Laboratorium Rujukan

"Atas persetujuan Menteri Kesehatan, kita akan menambah sekitar sembilan atau 10 lagi pusat-pusat laboratorium yang akan kita tempatkan di beberapa daerah yang strategis,

AUTHOR / Heru Haetami

Telapak tangan pasien kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo pada 1997. (Antara/Brian)
Telapak tangan pasien kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo pada 1997. (Antara/Brian)

KBR, Jakarta - Pemerintah menyiapkan dua laboratorium untuk mendeteksi kasus-kasus yang dicurigai sebagai cacar monyet atau monkeypox.

"Dua lab tersebut adalah Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata di Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. dr. Sri Oemijati di Jakarta," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril dalam konferensi pers, Rabu (27/7/2022).

Syahril mengungkapkan, pemerintah juga akan menambah laboratorium untuk digunakan sebagai fasilitas pemeriksaan rujukan di daerah.

"Atas persetujuan Menteri Kesehatan, kita akan menambah sekitar sembilan atau 10 lagi pusat-pusat laboratorium yang akan kita tempatkan di beberapa daerah yang strategis, untuk memberikan percepatan dan WHO akan membantu rekan-rekan pemeriksaan sequencing tersebut," jelasnya.

Syahril melanjutkan, pemerintah juga telah menyiapkan pemenuhan antivirus dan vaksin untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Tanah Air.

Berita terkait:

Pemerintah, kata dia, juga telah berkoordinasi dengan sejumlah negara di dunia yang telah melakukan vaksinasi dan pengobatan penyakit ini.

"Tentu saja ini juga masih memerlukan waktu. Yang terpenting adalah saat ini pengobatan dari virus ini memberikan suatu suportif kemudian simtomatik dan pengobatan-pengobatan yang menyajikan komplikasi-komplikasi dari cacar monyet yang terjadi pada penderita," pungkas Muhammad Syahril.

Editor: Kurniati Syahdan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!