NASIONAL

BPS: RI Impor Beras 1,17 Juta Ton pada Januari-Juli 2023

Impor beras berasal dari Thailand dan Vietnam.

AUTHOR / Astri Septiani, Heru Haetami

BPS: RI Impor Beras 1,17 Juta Ton pada Januari-Juli 2023
Sejumlah pekerja memanggul beras dalam karung di gudang Bulog Medan, Sumatera Utara, Jumat (21/7/2023). ANTARA FOTO/Yudi

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor beras sepanjang periode Januari-Juli 2023 mencapai 1,17 juta ton. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyastuti mengatakan, beras itu diimpor dari Thailand dan Vietnam.

"Selama Bulan Januari sampai Juli 2023 itu berdasarkan data BPS mencapai 1,17 juta ton atau kalau nilai impornya adalah senilai 627,2 juta US dolar," kata Amalia saat konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Amalia menjelaskan, Thailand mengambil pangsa impor sebesar 50,56 persen. Sementara Vietnam sebesar 46,33 persen.

Tidak Terganggu Kebijakan India

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengeklaim Indonesia tidak akan terganggu meski India menghentikan ekspor beras sejak 20 Juli 2023.

Arief memastikan, India tidak termasuk negara yang melakukan kontrak impor 2 juta ton beras yang tengah dikerjakan pemerintah.

"Kemarin terakhir yang sudah diimpor sekitar 500.000, masih ada 1,5 juta ton. Nah itu negaranya memang tidak termasuk India. Jadi dari Vietnam, Thailand, Pakistan. Sedangkan India sendiri sebenarnya mereka yang meminta kepada Indonesia supaya trade balance-nya diperbesar," kata Arief kepada KBR, Rabu (26/7/2023).

Arief mengeklaim pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras usai India menghentikan ekspor. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggenjot produksi dalam negeri.

Baca juga:

Arief mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kementerian lembaga terkait untuk memastikan produksi dan penyerapan beras meningkat. Upaya itu dilakukan di tengah ancaman kekeringan imbas fenomena El Nino.

"Menteri Pertanian diminta untuk mempercepat produksi, kemudian menteri PUPR ditanya bagaimana progres pembangunan sumur bor, kemudian 60 waduk yang sudah dibangun ketersediaan airnya seperti apa, Bapanas diminta untuk memprogramkan penugasan Bulog, kemudian kita mengutamakan produksi dalam negeri," katanya.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!