NASIONAL

BNPB: Hampir Merata, Kekeringan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

Saat ini belum ada permohonan bantuan dari pemerintah daerah terkait pendistribusian air bersih kepada pemerintah pusat.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Kekeringan
Sawah tanaman padi yang dilanda kekeringan di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (11/9/2019). (Foto: ANTARA/Jojon)

KBR, Jakarta - Bencana kekeringan kini hampir merata di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, di daerah-daerah tersebut sudah mengalami hari tanpa hujan hingga lebih dari dua bulan. Akibatnya, warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

"Hari tanpa hujan secara meteorologis. Jadi rata-rata itu untuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara itu hari tanpa hujannya sudah lebih dari 60 hari. Ini yang menyebabkan ada kesulitan air bersih di beberapa tempat," kata Abdul kepada KBR, Rabu (20/9/2023).

Abdul mengatakan, dari catatan BNPB, di Jawa ada puluhan daerah yang sudah melaporkan kekeringan. Diantaranya Jawa Barat dengan 13 kabupaten/kota yang krisis air bersih. Di Jawa Tengah setidaknya ada 18 kabupaten/kota, dan di Jawa Timur hingga 19 kabupaten/kota.

Baca juga:

- BMKG: Awal Musim Hujan Tiba di November 2023

- BMKG Peringatkan Bencana Kekeringan di Semester II 2023

Abdul melanjutkan, saat ini belum ada permohonan bantuan dari pemerintah daerah terkait pendistribusian air bersih kepada pemerintah pusat.

"Jadi kalau belum ada permohonan bantuan ya artinya harusnya itu bisa ditangani oleh pemerintah Kabupaten Kota dan pemerintah provinsi. kita di BNPB lebih banyak melihatnya untuk upaya pembasahan lahan dari sisi teknologi modifikasi cuaca. tetapi memang saat ini kan untuk Jawa Bali Nusa Tenggara itu hari tanpa Hujannya sudah lebih dari 2 bulan ya, artinya kan enggak ada awan Itu di atas kalau enggak ada awan secara otomatis juga kalau dimodifikasi cuaca tidak bisa dilakukan," katanya.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!